TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, memberikan keleluasaan kepada pendatang baru untuk mencari pekerjaan seusai Lebaran. "Asal bawa surat pengantar yang dibuat dinas tenaga kerja daerah asal," kata Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi Suyekti Rubiah, Jumat, 24 Juli 2015.
Sayekti menuturkan tak melayani kepengurusan surat bagi pencari kerja yang tak memiliki kartu tanda penduduk Kota Bekasi. Dia bakal melayani jika pendatang baru tersebut sudah memiliki identitas diri Kota Bekasi. "Kami prioritaskan warga asli Kota Bekasi," ucapnya.
Menurut Sayekti, pihaknya akan menggelar job fair dengan 1.500 lowongan pekerjaan yang melibatkan 40 perusahaan di Kota Bekasi. Namun ia memastikan yang bakal diterima ialah warga berdomisili Kota Bekasi. Hal ini dilakukan agar tenaga kerja lokal terserap. "Bisa mengurangi pengangguran," tuturnya.
Berdasarkan laporan keterangan pertanggungjawaban Wali Kota Bekasi tahun 2014, jumlah penduduk setempat yang tak bekerja alias menganggur mencapai 423.421. Sedangkan total penduduk Kota Bekasi berjumlah 2.382.689. Kecamatan Bekasi Selatan menjadi wilayah dengan jumlah pengangguran tertinggi, yakni 61.773 orang. Disusul Kecamatan Bekasi Barat sebanyak 50.543 orang.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi Alexander Zulkarnaen mengatakan jumlah penduduk Kota Bekasi setiap tahun naik 2 persen. Salah satu faktornya ialah urbanisasi seusai Lebaran. Tahun lalu, jumlah pendatang baru mencapai 41.567. "Hampir 60-70 persen pendatang bertujuan mencari kerja," ucapnya.
Menurut dia, pesatnya pertumbuhan penduduk akibat urbanisasi terjadi sejak lima tahun lalu. Masyarakat yang datang mayoritas dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Pendatang baru yang ingin menetap diwajibkan membawa surat pindah dari daerah asal. "Kalau yang tinggal sementara, cukup membawa identitas diri dari daerah asal," tuturnya.
ADI WARSONO
Berita terkait
Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen
44 hari lalu
ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.
Baca Selengkapnya2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital
28 Februari 2024
Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaRupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?
26 Februari 2024
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.
Baca SelengkapnyaPhiladelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?
24 Februari 2024
Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?
Baca SelengkapnyaGenerasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras
15 Februari 2024
Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.
Baca SelengkapnyaPengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja
7 Februari 2024
Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.
Baca SelengkapnyaSomalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International
1 Februari 2024
Transparency International telah merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut profil Somalia, negara paling korup di dunia.
Baca SelengkapnyaAnies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY
29 Januari 2024
Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan berjanji bakal mengkaji ulang UU Ciptaker yang tidak memberikan rasa keadilan untuk pekerja kerah biru.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus
24 Januari 2024
Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan pemerataan pembangunan menjadi salah satu prioritas program jika AMIN terpilih pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran
20 Januari 2024
Anies Baswedan menyebut karakter investasi di Batam yang padat modal menyebabkan banyak pengangguran karena tenaga kerja tidak terserap.
Baca Selengkapnya