TEMPO Interaktif, Tangerang:Pemerintah Kabupaten Tangerang kewalahan mengatasi jumlah penggangguran yang terus meningkat pasca Lebaran ini karena tidak sebandingnya jumlah pencari kerja dengan lowongan pekerjaan yang tersedia. Sementara, jumlah pendatang tiap tahunnya meningkat sebesar 15 persen dari 25 ribu pendatang tiap tahunnya.Berdasarkan data informasi pasar kerja (IPK) 2004, pencari kerja berjumlah 30.855 orang. Sedangkan lowongan kerja berjumlah 1.430 orang dan yang ditempatkan hanya 730 orang. "Berarti 30.125 orang dinyatakan menganggur, ini belum termasuk pendatang yang baru tiba di Tangerang pasca Lebaran ini," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang, Apon Suryana kepada Tempo, Minggu (13/11).Saat ini, jumlah penduduk Kabupaten Tangerang sebesar 3.153.407 jiwa dengan tenaga kerja aktif berjumlah 1.029.066 orang, sedangkan bukan angkatan kerja sebesar 127.757 orang. "Diperkirakan total pengangguran berjumlah 378.135 orang," kata Apon. Membludaknya pendatang yang berbaur dengan pencari kerja pribumi makin menambah persaingan memperoleh pekerjaan yang layak.Diperkirakan tiap tahunnya pencari kerja meningkat 6 persen atau 127.757 orang. Sayang, para pencari kerja itu tidak dibarengi dengan keahlian dan kemampuan yang mumpuni. Ironisnya, di Tangerang hanya ada satu Balai Latihan Kerja (BLK) yang mampu mengasah para tenaga yang belum terampil menjadi handal. Saat ini, satu-satunya BLK terdapat di Jalan Raya Serpong dekat Villa Melati Mas, Kabupaten Tangerang.Padahal, kata Apon, keberadaan BLK amat diperlukan, apalagi bagi Tangerang yang dikenal sebagai pusat industri tekstil. Keberadaan BLK setidaknya dapat melatih pencari kerja fresh graduate menjadi tenaga siap pakai. "Tenaga yang berprestasi dan terampil pasti akan dilirik oleh pihak perusahaan. Mereka membutuhkkan sumber daya manusia untuk mengoperasikan usahanya," ujarnya.Joniansyah