TEMPO.CO, Tangerang - Upacara bendera rupanya telah akrab bagi pengibar bendera pusaka, Maria Felecia Gunawan, sejak usia dini. Cia kecil kala itu berusia 3 tahun hampir setiap hari bermain upacara di halaman rumah kakek-neneknya di Bandar Lampung.
Tante Cia, Novita Hamdan berkisah bagaimana Cia bermain baris-berbaris bersama tiga anak-anak Novita yang usianya sebaya. Mereka kini telah remaja, Cia, 16 tahun kemudian terpilih menjadi anggota pengibar bendera pusaka (paskibraka) yang didapuk membawa baki duplikat bendera pusaka pada detik-detik upacara memperingati hari Proklamasi Kemerdekan RI di Istana Merdeka, Senin 17 Agustus 2015.
Tiga sepupu Cia, Thomas Teta Tjendra (17), Theresa Teta Tjendra (16) dan Tifany Teta Tjendra (15) juga sudah beranjak remaja. Berempat , saat ini merupakan siswa di SMAK Penabur Gading Serpong. “Saya dan keluarga ingat waktu anak-anak bermain upacara, dan Cia selalu di tengah pura-pura bawa bendera."
Mama Cia, Hertaty Tjendra, menurut Novita, sempat berangan-angan suatu hari Cia akan bawa bendera. "Dan puji Tuhan kesampaian,” kata Novita, saat ditemui Tempo, Selasa, 18 Agustus 2015 di gedung sekolah SMAK Penabur Gading Serpong.
Kisah itu dibenarkan sepupu Cia, Theresa Tjendra. “Iya waktu itu, Cia yang nyuruh saya dan Koko (-Thomas) pura-pura mengerek bendera, kalau dia di tengah yang bawa majalah yang dijadikan ‘bendera’,”ujar Theresa tersenyum.
Di mata keluarga, Cia adalah gadis supel dan aktif baik kegiatan sekolah dan gereja. Di sekolah ada dua ekstrakulikuler yang dia ikuti selain Paskibra juga basket. “Begitu terpilih mewakili sekolah ke Kabupaten Tangerang, saya minta Cia untuk fokus dan meninggalkan ekskul basket,”kata Novita. Cia pun menurutinya, meskipun awalnya dia mengakui suka dua kegiatan itu.
Novita mengatakan mengasuh Cia sama seperti merawat tiga anak kandungnya. “Mereka berempat sejak kecil selalu bersama-sama. Makanya ketika Cia memilih tinggal bersama kami di Tangerang ya sekeluarga membuka diri,” kata Novita.
Berdasar silsilah keluarga, Cia merupakan keponakan Novita. Ibu Cia, Hertaty Tjendra merupakan adik kandung suami Novita, Suhanta Tjendra. Sejak TK hingga SMP, Cia menempuh pendidikan di Bandar Lampung.
Meski kelahiran Jakarta, Cia ikut orang tuanya di Lampung, Ayahnya merupakan dokter spesialis anak. Pada tahun 1998, dr Willy Gunawan terpilih sebagai dokter teladan saat dia bertugas di Dili, Timor-Timur. Cia merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kakak perempuannya, Crista Selina (18) kuliah kedokteran di Lampung.
Novita yang selalu menasihati Cia agar senantiasa rendah hati berharap agar keponakanya itu menjadi pemersatu bangsa. “Saya melihat jiwa kepemimpinan ada pada diri Cia. Dia selalu berempati kepada sesama yang kekurangan juga motivator bagi kawan-kawan,” katanya bangga.
AYU CIPTA
Berita terkait
Setelah 70 Tahun Merdeka, Desa Ini Baru Nikmati Listrik
29 Agustus 2015
Desa di Indonesia ini baru dialiri listrik setelah Republik Indonesia merdeka 70 tahun.
Baca SelengkapnyaWanita Batak Ini Bekerja di Museum Yahudi Terbesar di Eropa
25 Agustus 2015
Wanita berdarah Batak Karo, Anna Sembiring, bekerja di museum sejarah Yahudi terbesar di Eropa.
Baca SelengkapnyaIni Gelar untuk Presiden Jokowi dari Sultan Al-Kadrie
22 Agustus 2015
Sultan Syarif Abdurrachman Al-Kadrie, Raja Kesultanan Pontianak, mengatakan telah menyiapkan gelar khusus untuk Presiden Jokowi.
HUT RI Ke-70, Tanah Gayo Gelar Pacuan Kuda Tradisional
19 Agustus 2015
Pacuan kuda berhadiah total Rp 252 juta itu digelar hingga Ahad mendatang.
Baca SelengkapnyaPaskibraka Maria Felicia Bercita-cita Jadi Jurnalis
19 Agustus 2015
Maria Felicia Gunawan, siswi kelas XI SMAK Penabur Gading Serpong, terpilih membawa baki duplikat bendera pusaka saat upacara 17 Agustus di Istana.
Baca SelengkapnyaVirzha 'Idol' Kalah Lomba Melukis Gara-gara Warna Gunung
19 Agustus 2015
Juri tidak sepakat dengan keputusan Virzha ketika memberi warna pada gunung dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI.
Baca SelengkapnyaBela Elanto, Roy Suryo Kritik Polisi
19 Agustus 2015
Roy menganggap polisi seharusnya bisa membedakan pengawalan untuk urusan kenegaraan dan bukan.
Baca SelengkapnyaAda Atribut PKI dalam Pawai Kemerdekaan, Ini Kata JK
19 Agustus 2015
Kalla mengatakan bahwa peserta tak seharusnya membawa atribut organisasi yang dilarang dalam undang-undang.
Baca SelengkapnyaTak Hormat Saat Upacara Bendera, JK: Saya Ikut Undang-Undang
18 Agustus 2015
JK mengatakan sikapnya saat upacara sama seperti Bung Hatta.
Baca SelengkapnyaSoal Lambang PKI Saat Kirab, Luhut: Tak Usah Terlalu Serius
18 Agustus 2015
Menkopolhukan Luhut Binsar Panjaitan menilai kemunculan simbol komunis dalam perayaan kemerdekaan Indonesia kemarin sebagai hal yang biasa.
Baca Selengkapnya