Mengurai Kemacetan Bekasi-Jakarta Biayanya Rp 98 Miliar
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Sabtu, 29 Agustus 2015 05:09 WIB
TEMPO.CO, Bekasi: Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat segera menggunakan dana hibah dari DKI Jakarta senilai Rp 98 miliar. Dana tersebut untuk mendanai tiga proyek pemecah kemacetan di wilayah setempat. "Minggu kedua September mulai dikerjakan," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi, Tri Adhianto, Jumat 28 Agustus 2015.
Tri mengatakan, proyek itu antara lain penyelesaian dan penyempurnaan jalan baru di sisi selatan Kali Malang atau Jalan KH Noer Alie hingga perbatasan dengan Jakarta. Panjangnya sekitar 3 kilometer, dengan lebar tujuh meter. "Untuk mengurangi kemacetan di Jalan Ahmad Yani dan KH Noer Alie," kata dia. "Apalagi sudah ada pintu tol Bekasi Barat 3."
Menurut dia, pembangunan tahap awal sudah dikerjakan pada tahun lalu, berupa pembetonan. Adapun, seluruh bangunan liar di sepanjang jalur tersebut pun telah ditertibkan. Penyempurnaan, kata dia, akan dilengkapi dengan pembatas jalan di sisi saluran tarum barat. "Anggaran sebesar Rp 60 miliar," kata dia.
Selain itu, kata dia, penyempurnaan jalan penunjang jembatan di atas tol Jakarta-Cikampek di sekitar pintu tol Bekasi Timur. Pelebaran jembatan itu sudah rampung sejak Desember 2014. Tapi, akses jalan yang masih sempit menuju jembatan itu dianggap menjadi biang kemacetan. Di titik itu, pihaknya mengalokasikan dana sebesar Rp 30 miliar.
<!--more-->
Terakhir, kata dia, dana hibah sebesar Rp 8 miliar dipakai proyek jembatan dan jalan Bojong Menteng di Jatiasih. Jembatan dan jalan dilebarkan untuk menunjang jalur dari keluar tol Jakarta Out Ring Road Jatiasih menuju Jalan Raya Siliwangi, Bantar Gebang. Sehingga, nantinya bisa dipakai jalur truk sampah milik DKI Jakarta. "Akhir tahun ditargetkan rampung semua," ujar Tri.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengatakan, sejumlah proyek itu diyakini mampu mengurai sejumlah kemacetan di wilayahnya. Saat ini, ujar dia, masih ada sekitar 19 titik macet di Kota Bekasi. "Infrastuktur jalan sebagai dari solusi atasi kemacetan," kata dia.
Ia mencontohkan, di sekitar tol Bekasi Timur sebelum ada pelebaran jembatan atau penambahan satu jembatan kerap terjadi kemacetan. Ekor kemacetan mengular hingga Jatimulya, Jalan Chairil Anwar, Joyo Martono, atau Inspeksi Kali Malang. Petugas sampai melakukan sistem buka tutup akibat jembatan sempit. "Sudah ada penambahan jembatan kemacetan berkurang," kata dia.
Menurut dia, jika jalan penunjang ke jembatan disempurnakan, sisa kemacetan akan hilang. Penyebab lain, kata dia, adalah angkutan umum yang sering ngetem di depan tol Bekasi Timur menunggu penumpang yang baru keluar tol. "Kalau ada petugas, mereka tak berani ngetem," kata Yayan.
ADI WARSONO