Kisah Tomo, 25 Tahun Jadi Pencopet, Sasarannya Perempuan
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Senin, 31 Agustus 2015 07:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tomo bin Marto Tugimin, 56 tahun, sudah seperempat abad menekuni 'profesi' sebagai pencopet. Spesialisasinya adalah mencopet di dalam angkutan umum. Wilayah kerjanya sangat luas, mulai dari Stasiun dan Terminal Pasar Senen hingga Terminal Kampung Rambutan. "Pekerjaan saya sehari-hari cuma begitu, mencopet," kata Tomo di depan Resmob Polda Metro Jaya, 28 Agustus 2015.
Tomo tak mencopet sendirian, ia selalu bersama dengan tiga rekannya yang masih menjadi target perburuan polisi, Yanto Gondrong, Heri dan Yanto Batak. Menurut dia, wilayah mencopet paling jauh yang pernah ia lakukan adalah di Bogor, Jawa Barat.
Setiap hari, ia mulai berangkat ke terminal dan stasiun pada saat jam sibuk, jam para pekerja berangkat ke kantor. Ia mengatakan tak ada rute yang pasti tiap hari. "Biar yang udah kena atau yang pernah lihat nggak hapal muka saya," kata dia. Yang pasti, kata dia, setelah mendapat barang curian, ia bergegas ke Pasar Senen untuk menjual barang curian seperti handphone.
Baca juga:
Habis Ribut, Dor! Tentara Itu Tewas, Polisi-TNI Tegang Lagi
DITEMUKAN: Selain Tuhan Banyuwangi, Ini Tuhan dari Lumajang
Tomo beraksi dengan berpakaian rapi, menggunakan kemeja, dan tas ransel. Ia lantas berpura-pura menjadi penumpang bus, tapi matanya akan jeli mencari mangsa. "Kebanyakan perempuan," kata dia.
Sasaran utama pria berperawakan pendek dan gempal ini adalah dompet dan handphone. Saat korban hendak turun, salah seorang dari mereka akan mengalihkan perhatian, salah seorang memepet, Tomo mengambil barang lalu dioper ke salah satu rekannya.
Baca:
Neelam Gill , Inikah Pacar Baru Zayn Malik?
Kenapa Mourinho Keok Hadapi Deretan Pelatih Berinisial P?
Tomo adalah pria yang sudah berkeluarga. Hasil mencopetnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan anak dan istri. "Sehari dapat rata-rata Rp 200 ribu," kata dia. Tomo sendiri mengaku tak memiliki keahlian untuk menekuni profesi lain yang tak mengandung unsur pidana. Ia beserta tiga anak dan satu istrinya tinggal di Rusun Pinus Elok Blok B2, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.
Selanjutnya: ada keinginan untuk....