Lahan Sempit, Terminal Bekasi Tak Lagi Layak
Editor
Setiawan Adiwijaya
Kamis, 3 September 2015 17:04 WIB
TEMPO.CO, Bekasi - Jumlah angkutan yang terus bertambah membuat Terminal Bekasi, Jawa Barat, dianggap tak layak lagi. "Kami butuh terminal tipe A," kata Kepala Terminal Kota Bekasi Fathikun, Kamis, 3 September 2015.
Saat ini Terminal Kota Bekasi memiliki luas sekitar 1 hektare. Terminal itu dipaksa menampung seluruh trayek, baik dalam maupun luar kota, bahkan provinsi, layaknya terminal tipe A.
Menurut Fathikun, syarat terminal tipe A adalah memiliki luas minimal 4-5 hektare. "Tidak bisa menampung semua, banyak yang ngetem di luar."
Ia menjelaskan, di Terminal Bekasi, terdapat 400 bus dengan 22 trayek. Bus itu melayani warga yang ingin bepergian ke daerah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera. Jumlah itu lebih banyak ditambah armada perbatasan ke Jakarta yang mencapai ratusan unit. "Belum lagi angkutan dalam kota," katanya.
Menurut Fathikun, bus angkutan perbatasan menuju Jakarta banyak mengambil penumpang di luar terminal. Mayoritas bus itu ngetem di Bulak Kapal serta di sekitar tol Bekasi Timur. Penumpang enggan ke terminal karena kondisnya yang tak layak. "Akhirnya bus yang menghampiri penumpang."
Bahkan bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) saat ini enggan menggunakan shelter yang ada di dalam terminal. Dua puluh armada bus itu memilih hanya numpang lewat. Rata-rata penumpang hanya 10 orang per unit dari terminal. "Selebihnya berada di sepanjang jalan menuju tol Bekasi Barat dan Timur," katanya.
Karena itu, Fatikhun mengusulkan pembangunan terminal menjadi tiga lantai. Setidaknya model tersebut mendekati terminal tipe A, yang mampu menampung seluruh angkutan massal di wilayah setempat. "Lantai bawah khusus bus, lantai dua khusus angkot, dan atas untuk bisnis."
Menurut dia, terminal juga didesain nyaman dan ramah lingkungan. Ini membuat penumpang merasa nyaman menunggu angkutan di dalam dibanding harus di pinggir jalan.
Dengan begitu, kata Fathikun, target pendapatan asli daerah diyakini mampu tercapai. Sekarang baru tercapai 23 persen dari target Rp 1,6 miliar. "Penyebabnya, banyak angkutan yang enggan masuk."
Kepala Dinas Bangunan dan Permukiman Kota Bekasi Dadang Ginanjar mengatakan sejauh ini belum ada rencana pembangunan terminal tipe A. "Belum ada masuk usul pembangunan terminal ke dinas kami," ujarnya.
ADI WARSONO