TEMPO.CO, Jakarta - Pulang dari Singapura, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sumringah. Hasil kunjungan itu, menurut Ahok, berhasil mendapatkan 100 pelamar warga Indonesia yang akan mengisi posisi di perusahaan daerah, yang akan dibentuk olehnya.
Ahok mengatakan hasil dari kegiatannya terhitung sukses. "Hasilnya cukup menggembirakan," katanya di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat pada Rabu, 21 Oktober 2015. Menurut dia, banyaknya pelamar menunjukkan tingginya minat tenaga profesional Indonesia dan pengusaha untuk bergabung dalam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang akan dibentuk.
Selain itu, Ahok juga bertemu dengan para pengusaha. Ahok membujuk mereka dengan jaminan skema built-transfer-operate atau bangun-alihkan-kelola. Proyek yang gagal akan dibeli oleh pemerintah menggunakan APBD dan APBN. Kendalanya, menurut dia, ialah keraguan mereka jika nanti Ahok tak lagi menjabat sebagai gubernur dan peraturan berubah.
"Justru, saya lagi menyiapkan kalau saya enggak jadi gubernur lagi. Justru harus patungan ramai-ramai, nih perusahaan aset manajemen supaya enggak ganggu lagi orang lain."
Perusahaan aset manajemen tersebut, menurut Ahok, akan menjadi anak perusahaan Bank DKI dan PT Jakarta Propertindo. Tiap BUMD mendapatkan 30 persen saham.
Ahok berharap perusahaan aset manajemen tersebut dapat diisi oleh banyak orang. "Dimasukin banyak orang, dibiayai banyak orang," ujarnya. Ahok percaya diri bakal banyak pihak yang tertarik. "Mereka mendesak untuk cepat, makanya kami mau lihat aturannya gimana untuk aset manajemen."
Selain mengajak investasi di perusahaan aset manajemen, Ahok juga menawarkan investasi di Indonesia di berbagai bidang. Ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam, yang menanyakan kondisi pasar Indonesia. Ahok menjawab ada harapan di Indonesia.
"Mohon maaf saja, kalau Indonesia suatu saat ada masalah, tidak hebat pun kalian juga akan kena. Apalagi investasi surga yang baik di Singapura, kalian tergatung pada kami sebetulnya," kata Ahok.
VINDRY FLORENTIN
Baca juga:
Anggota DPR Dewie Limpo Tersangka Suap Rp 1,7 M, Inilah Proyeknya
Begini Kronologi KPK Tangkap Dewie Yasin Limpo