Warga melintas di jembatan penyeberangan orang, terlihat sebuah lubang berukuran cukup besar terbuka di dasar jembatan. Jakarta, 27 April 2015. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku telah menginstruksikan anak buahnya untuk memperketat pengamanan di jembatan-jembatan penyeberangan orang (JPO) sebagai buntut terjadinya pemerkosaan terhadap seorang wanita 23 tahun di Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada Sabtu, pekan lalu.
"Semalam sudah saya instruksikan semua JPO harus terbuka, seperti yang di Bundaran HI. Lampunya juga harus terang benderang. Itu syarat," ujar Ahok saat ditemui di Balai Kota, Rabu, 25 November 2015.
Selain itu, menurut Ahok, dirinya juga telah memerintahkan dinas-dinas terkait untuk memasang kamera-kamera CCTV di daerah-daerah yang sepi dan rawan akan tindakan kriminal. "Satu-satunya solusi seperti itu. Kami pasang CCTV, polisi yang monitor setiap kelurahan. Itu saja jawabannya," kata Ahok.
Pada Sabtu lalu, seorang perempuan berinisial RJ diperkosa di atas jembatan penyeberangan di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, sekitar pukul 16.30 WIB. Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal, penyidik telah melakukan olah tempat kejadian perkara.
Modusnya, menurut Iqbal, pelaku yang diduga hanya satu orang tersebut berjalan dari arah berlawanan mendekati korban yang baru saja pulang kerja.
Saat berada di tengah jembatan, pelaku tiba-tiba menyergap RJ dan merampas harta benda milik RJ. Korban pun memberikan seluruh harta benda yang dibawanya termasuk uang senilai Rp 200 ribu dan sebuah telepon seluler.
Iqbal berujar, pelaku tidak hanya merampas harta milik korban saja tetapi juga mencekik leher korban dan memperkosa korban di tempat tersebut. Berdasarkan pengakuan korban, saat kejadian, tidak ada orang yang melihatnya. Sampai saat ini, Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya masih terus memburu pelaku.