Buru Ganti Rugi, Rumah Siluman Marak Sekitar Bandara Soetta  

Reporter

Rabu, 16 Desember 2015 10:38 WIB

TEMPO/wahyu setiawan

TEMPO.CO, Tangerang - Ratusan bangunan semipermanen bermunculan di desa dan kelurahan sekitar Bandara Soekarno-Hatta menjelang penggusuran perluasan lahan untuk pembangunan runway ketiga. Warga sengaja membangun rumah baru atau disebut “rumah siluman" di atas lahan kosong dan lahan persawahan, serta merenovasi bangunan hingga membuat kontrakan untuk mendapatkan harga ganti rugi yang tinggi.

”Kan harga tanah kosong dengan yang ada bangunannya berbeda, lebih besar yang ada bangunannya,” ujar Sangaji, 55 tahun, warga Kampung Bubulak, Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, kepada Tempo, Rabu, 16 Desember 2015.

Menurut Sangaji, kini kampungnya semarak dengan kesibukan warga yang bertukang membangun rumah, memperbaiki rumah, dan membuat kontrakan. ”Kalau yang banyak tanah kosong, enak bangunannya bisa banyak, kalau saya lahannya cuma sepetak, jadi dibangun alakadarnya saja,” kata Sangaji.

Pengamatan Tempo di kampung Bubulak ini sudah berdiri banyak bangunan baru. Cara membedakannya cukup gampang, bangunan permanen yang baru dibangun terlihat seadanya berdinding batako dengan semen yang belum begitu mengering, atapnya kebanyakan dari asbes dengan kayu balok penopang atap yang masih terlihat baru. Bangunan seperti ini berdiri di lorong gang sempit, menyempil di antara rumah penduduk, bahkan banyak juga yang mengisi lahan kosong dan persawahan.

Kondisi yang sama juga terlihat di Desa Rawa Rengas, Kecamatan Kosambi, yang jaraknya paling dekat dengan bandara. Di desa ini, warga juga disibukkan dengan kegiatan membangun. Bangunan baru bermunculan dan setiap hari para tukang kebanjiran order.


”Saya sudah enam bulan ini enggak pernah berhenti nukang, selesai di sini, kampung sebelah minta bangun lagi, begitu seterusnya,” kata Nian, 55 tahun, warga Kampung Rawa Jati RT 01 RW 14, Desa Rawa Rengas, Kecamatan Kosambi, yang saat ditemui Tempo sedang membangun rumah tetangganya.

Bagi Nian, banyaknya pekerjaan menukang adalah berkah ia dan keluarganya. Untuk jasa per harinya ia dibayar Rp 120 ribu. ”Kebetulan rumah saya sudah tidak perlu dibangun lagi, sudah full sama bangunannya,” kata Nian, yang telah membangun rumah di atas lahan seluas seratus meter.

Menurut Nian, seperti latah, warga kampung memang sedang kerajinan membangun. Karena dengan membangun rumah baru adalah cara warga setempat untuk mendapatkan ganti rugi yang tinggi atas tanah dan bangunan milik mereka yang akan digusur untuk perluasan Bandara Soekarno-Hatta tersebut. Warga sekitar, belajar dari pengalaman mereka sebelumnya yang sudah dua kali tergusur tapi mendapatkan ganti rugi yang minim. ”Ya ada harapan barulah, kalau nanti kami harus meninggalkan desa kami ini,” kata Rahmawati, 45 tahun, warga Kampung Rawa Jati.

Adapun lahan untuk pembangunan runway tiga, runway empat, dan terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta kini sedang dalam proses pembebasan lahan. Saat ini, tim pembebasan perluasan lahan bandara yang terdiri dari Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten Tangerang, Kejaksaan Negeri Tangerang, serta Badan Pertanahan Nasional Provinsi Banten dan Kabupaten Tangerang sedang melakukan sosialisasi kepada lima desa yang terkena pembebasan lahan. Lima desa tersebut berada di Kabupaten Tangerang.

Untuk tahap ini 173,13 hektare lahan dan bangunan di Desa Rawa Burung dan Desa Rawa Rengas di Kosambi; Bojong Renged, Teluknaga, Kabupaten Tangerang; dan Kelurahan Benda, Benda dan Kelurahan Selapajang, Neglasari, Kota Tangerang, akan segera dibebaskan dengan proses ganti rugi lahan dan bangunan.

Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Agus Haryadi mengakui fenomena yang terjadi di sekitar bandara tersebut. ”Memang itu dalam pantauan kami, fenomena ini memang selalu terjadi kalau akan ada pembebasan lahan,” kata Agus. Sayangnya, kata Agus, PT Angkasa Pura II tidak punya kewenangan untuk menegur atau melarang warga yang membangun rumah dengan tujuan mendapatkan untung besar itu. Dia berharap, justru pemerintah daerah yang punya kewenangan bisa bertindak melakukan pencegahan.

JONIANSYAH HARDJONO

Berita terkait

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

19 hari lalu

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Penjelasan Ombudsman Kalimatan Timur soal pelaporan Jatam perihal surat OIKN kepada masyarakat Sepaku.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

21 hari lalu

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM Kalimantan Timur melaporkan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ke Ombudsman

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

28 hari lalu

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

Otorita IKN telah bertemu dengan Komnas HAM membahas soal polemik penggusuran rumah warga Sepaku

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

31 hari lalu

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

OIKN mengadakan pertemuan dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) terkait penataan kawasan di wilayah Sepaku dekat IKN

Baca Selengkapnya

East Flyover Bandara Soekarno - Hatta Beroperasi 1 April, Simak Rutenya

34 hari lalu

East Flyover Bandara Soekarno - Hatta Beroperasi 1 April, Simak Rutenya

PT Angkasa Pura II akan mengoperasikan East Flyover akses Bandara Soekarno - Hatta pada Senin 1 April 2024.

Baca Selengkapnya

Koneksikan Akses ke PIK 2 dengan Jalan Pesisir Utara, Kabupaten Tangerang Gelontorkan Dana Rp 40 Miliar

38 hari lalu

Koneksikan Akses ke PIK 2 dengan Jalan Pesisir Utara, Kabupaten Tangerang Gelontorkan Dana Rp 40 Miliar

Pada 2023, anggaran Rp 30 miliar telah digelontorkan untuk peningkatan kapasitas jalan penghubung wilayah Utara Kabupaten Tangerang dengan PIK 2.

Baca Selengkapnya

PIK 2 Jadi Proyek Strategis Nasional, Kabupaten Tangerang Siapkan Sistem Jaringan Jalan Baru

38 hari lalu

PIK 2 Jadi Proyek Strategis Nasional, Kabupaten Tangerang Siapkan Sistem Jaringan Jalan Baru

PIK 2 merupakan pengembang yang akan membangun kawasan reklamasi seluas 9.000 hektar di wilayah Kabupaten Tangerang.

Baca Selengkapnya

Ramai Kabar Penggusuran, Otorita IKN Datangi Warga Desa Bukit Raya Sepaku

40 hari lalu

Ramai Kabar Penggusuran, Otorita IKN Datangi Warga Desa Bukit Raya Sepaku

Otorita IKN mendatangi warga Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Otorita IKN menyebut kedatangannya sebagai ajang silaturahmi antara pemerintah dan warga di bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

41 hari lalu

Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

Dalam waktu dekat Presiden Jokowi bakal meresmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, setelah direkonstrasi usai terdampak Gempa Palu pada 2018.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Maut di PIK 2, Pajero Seruduk Mobil Towing di Jembatan Tokyo hingga 2 Orang Tewas dan 3 Luka-luka

42 hari lalu

Kecelakaan Maut di PIK 2, Pajero Seruduk Mobil Towing di Jembatan Tokyo hingga 2 Orang Tewas dan 3 Luka-luka

Insiden kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan satu sekuriti dan sopir mobil towing meninggal itu terjadi di arah Apartment Tokyo PIK 2.

Baca Selengkapnya