Mobil polisi mengejar pelaku penembakan setelah terjadinya ledakan bom bunuh diri di pos polisi dekat pusat perbelanjaan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Fotografer Tempo bernama Subekti nyaris menjadi korban dari penembakan yang terjadi di gedung Sarinah, Thamrin, Jakarta.
Subekati bercerita, insiden penembakan itu terjadi tak lama setelah ledakan pertama terjadi.
Ketika sampai di lokasi, Subekti melihat banyak orang sudah berkerumun di sekitar gedung Sarinah lantai bawah, tepatnya di depan gerai kopi Starbucks. Saat ia berada di kerumunan itulah terjadi penembakan.
“Saya sedang ganti lensa dari panjang ke pendek, tiba-tiba bunyi tembakan, ada orang di sebelah saya berbaju biru seperti cleaning service terkena tembakan di dada dan leher, lalu ia langsung jatuh,” tutur Subekti, Kamis 13 Januari 2016.
Subekti mengaku hanya melihat satu orang yang menembak. Ia tak melihat pelaku lainnya. Penembakan itu dilakukan secara acak dan menyasar pada kerumunan yang berkumpul untuk melihat lokasi ledakan pertama di pos polisi.
Saat itu ia langsung menyelamatkan dirinya, dan selang 5 menit kemudian, terjadilah ledakan kedua berasal dari sebuah mobil yang diparkir di depan gedung Sarinah. “Mobil warna hitam, di jalan rayanya,” ucapnya.
Subekti berujar, ada seorang polisi menjadi korban dari peledakan di pos polisi Sarinah. Menurut dia, ada seorang polisi yang berada di dalam pos polisi dalam keadaan hidup, namun terluka parah. “Awalnya masih takut orang-orang untuk evakuasi dia, tapi akhirnya berani.”
Adapun pelaku yang belum diketahui jumlahnya itu melarikan diri seusai menembak. Hingga saat ini kepolisian masih berada di lokasi.