Kenapa Ribuan Bidang Tanah Wakaf di Bekasi Rawan Gugatan?  

Reporter

Minggu, 17 Januari 2016 15:38 WIB

TEMPO.CO, Bekasi - Kantor Pertanahan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mencatat ada ribuan bidang tanah wakaf di wilayah setempat rawan digugat. Karena itu, pihaknya mempercepat proses pensertifikatan tanah wakaf agar tak mudah disengketakan.

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bekasi Dirwan Dachri mengatakan tanah wakaf biasanya dipakai untuk tempat ibadah, seperti masjid, musala, pesantren, maupun yayasan pendidikan. Meski demikian, tak banyak tanah wakaf yang di atasnya sudah berdiri bangunan itu memiliki sertifikat.

Menurut dia, percepatan sertifikat tanah wakaf merupakan instruksi dari Kementerian Agraria, Tata Ruang, dan Badan Pertanahan Nasional. Soalnya, Kementerian telah menjalin nota kesepahaman dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). "Kami percepat pelayanan di kantor maupun layanan malam," kata Dirwan, Ahad, 17 Januari 2016.

Jumlah bidang tanah wakaf di Kabupaten Bekasi, kata Dirwan, mencapai ribuan. Ia mencontohkan, satu desa saja terdapat sekitar 20-30 tempat ibadah, dan bentuk lainnya. Sementara di Kabupaten Bekasi terdapat 187 desa dan lima kelurahan di bawah 23 kecamatan.

Dirwan menjelaskan, tanah wakaf rawan digugat karena dokumen legalitasnya cukup lemah. Biasanya hanya berupa kertas tanda terima tanah wakaf atau kuitansi wakaf dari orang yang mewakafkan. Dokumen tersebut rawan digugat ahli waris yang mengaku tanah tersebut masih sah milik keluarganya yang sudah meninggal. "Kalau sudah ada sertifikat resmi, legalitasnya cukup kuat," katanya.

Karena itu, pihaknya bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama maupun yayasan pendidikan seperti pesantren serta pemerintah daerah untuk mendata tanah wakaf yang bakal disertifikatkan. "Target kami secepatnya seluruh tanah wakaf dapat disertifikatkan," katanya.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj mengatakan sertifikat tanah wakaf cukup penting untuk menghindari sengketa lahan di masyarakat. Soalnya menyangkut kepentingan masyarakat. Misalnya, yayasan pendidikan yang sudah berdiri puluhan tahun tiba-tiba digugat kepemilikannya, maka masyarakat akan kehilangan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi Muhyidin mengaku hampir 50 persen sekolah negeri di wilayah setempat rawan digugat oleh ahli waris pemilik tanah, meskipun dahulunya lahan telah diwakafkan untuk pembangunan sekolah. "Kami masih menginventarisir seluruh aset sekolah," katanya.

ADI WARSONO

Berita terkait

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

23 Januari 2024

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

21 Januari 2024

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

8 Desember 2023

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

Hadi Tjahjanto menjamin keistimewaan pengelolaan pertanahan dan aset Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

7 Oktober 2023

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

Konflik lahan tidak hanya terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga di beberapa daerah. Ada yang bersengketa dengan TNI.

Baca Selengkapnya

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

5 September 2023

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

olres Jakarta Utara mengerahkan 130 anggotanya untuk berjaga di lokasi bekas kebakaran Kapuk Muara usai terjadi bentrokan

Baca Selengkapnya

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

29 Agustus 2023

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

Kuasa hukum mendampingi 4 warga Dago Elos yang melapor ke polisi. Materi serupa telah 3 kali disampaikan ke Polda Jabar dan Polrestabes Bandung.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

31 Juli 2023

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

Dua kelompok saling berhadap-hadapan saat sidang pembacaan sita jaminan yang digelar PN Tangerang di sebuah klaster perumahan milik Paramount Land.

Baca Selengkapnya

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

27 Juni 2023

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

Warga perumahan di Bekasi yang terkungkung pagar beton ternyata berawal dari penyerobotan lahan oleh pengembang.

Baca Selengkapnya

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

27 Juni 2023

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

Sebuah rumah di kompleks perumahan Cluster Green Village, Kota Bekasi, terancam dibelah buntut sengketa tanah pengembang dengan pihak ketiga.

Baca Selengkapnya