Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar (Kombes) Krisna Mukti (kiri) memeriksa lokasi penembakan di kantor pelatihan Gojek di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, 1 November 2015. Kantor Gojek tersebut ditembak oleh dua orang tak dikenal. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan bahwa pengungkapan kematian Wayan Mirna Salihin dilakukan dengan hati-hati. Menurut Khrisna, ada satu kondisi dalam penyidikan yang bisa dipakai sebagai senjata oleh pelaku untuk melawan bukti polisi.
"Saya tak bisa sebutkan apa itu. Yang pasti kami harus menguatkan alat bukti agar sah dan tak terbantahkan," ujar Krishna di Polda Metro Jaya, Senin malam, 25 Januari 2016.
Krishna mengatakan bahwa hambatan penyidikan kasus ini masih wajar. "Sebanyak 90 persen dari 300 kasus racun yang ditangani polisi di dunia, pelakunya memang tak mau mengaku," ujar Krishna menjelaskan teori yang didapatnya dari pengalaman.
Pemeriksaan keterangan saksi ahli dari Pusat Laboratorium Forensikm Polri terkait alat bukti kasus ini sudah dilakukan. Keterangan dokter yang memeriksa jasad Mirna pun akan digali penyidik Selasa besok, 26 Januari 2016. "Sebenarnya keterangan beberapa saksi ahli saja cukup, tapi kami ingin memperkuat bukti. Kami akan periksa 8-9 saksi ahli," kata dia.
Keterangan saksi ahli terakhir yang sempat disebut sebelumnya, kata Krishna, sudah diperoleh. "Kami sudah komunikasi lebih lanjut dengan saksi ahli itu," kata dia.
Menurut Krishna, koordinasi Polda Metro Jaya dengan kepolisian Australia untuk mencari informasi seputar latar belakang kehidupan Mirna dan teman-temannya semasa berkuliah di Australia masih berlanjut. "Mereka (Kepolisian Australia) minta waktu seminggu lagi untuk penyelidikan, ditunggu saja," kata dia.
Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, meninggal usai meminum es kopi ala Vietnam di kafe Olivier, Mall Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada 6 Januari 2016. Kopi tersebut kemudian diketahui mengandung sianida. Hingga kini polisi belum menetapkan tersangka.