TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Seksi Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Pejagalan Tri Wahyuni menjelaskan pekerja seks Kalijodo rutin memeriksakan ke Puskesmas terdekat. Pemeriksaan kesehatan biasanya dilakukan setiap tiga bulan sekali. “Namun masih banyak PSK yang malu memeriksa kesehatannya,” ujarnya di kantornya, Kamis, 10 Februari 2016.

Menurut data kelurahan, ada 126 penjaja seks dari 14 wisma yang memeriksakan kesehatannya Januari lalu. Mayoritas tuna susila itu kelahiran 1980 dan 1990-an serta berasal dari Jawa Barat. Dalam data tersebut setiap pekerja dari berbagai wisma ditangani oleh beberapa tim medis yang dikepalai seorang dokter.

Rutinnya pemeriksaan kesehatan pun diakui oleh salah satu pekerja seks yang mengenalkan diri sebagai Sarah. Perempuan asal Cimahi, Bandung, Jawa Barat itu mengatakan rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter. “Bahkan tamu-tamu yang datang ke Kalijodo wajib mengenakan alat kontrasepsi agar terhindar dari penyakit,” katanya.

Di salah satu wisma, alat kontrasepsi tergeletak di atas meja tiap kamar berukuran sekitar 2x1,8 meter itu. Di kamar itu pun tersedia tiga kondom dan keran untuk membersihkan diri setelah berkencan.

Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman, dan Ketertiban Saipul Hidayat mengatakan ada lima RT di Kalijodo yaitu RT 01, 03, 04, 05, dan 06. “Ada 3.032 jiwa yang tinggal di Kalijodo,” katanya.

Kawasan hiburan malam Kalijodo kembali populer. Penyebabnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana membongkar lokalisasi yang terletak di samping Kanal Banjir Barat itu setelah terjadi kecelakaan yang melibatkan Toyota Fortuner dan menewaskan empat orang pada Senin pagi lalu. Pengemudi dan penumpang Fortuner itu baru pulang dari Kalijodo dan minum minuman beralkohol di sana.

GANGSAR PARIKESIT