TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri menggeledah ruang kerja Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi. Kedatangan Bareskrim kali ini diduga terkait dengan kasus pengadaan uninterruptable power supply (UPS).
Berdasarkan pantauan Tempo, beberapa anggota Bareskrim tampak sibuk menggeledah ruang kerja Prasetyo. Namun belum ada satu pihak pun yang bersedia memberikan keterangan. Seorang staf DPRD menyebutkan penyidik Bareskrim tiba sejak pukul 14.10. Sampai berita ini ditulis, penyidik belum keluar dari ruangan.
Bareskrim Mabes Polri tengah mengusut penyelewengan anggaran pengadaan UPS oleh DPRD. Bareskrim telah menetapkan empat tersangka dalam kasus UPS, di antaranya Alex Usman, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pemerintah Kota Jakarta Barat; dan Zaenal Solaeman, pejabat pembuat komitmen pembelian UPS di Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Pusat. Keduanya telah ditahan.
Selain itu, Fahmi Zulfikar, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat; Muhammad Firmansyah dari Fraksi Partai Demokrat; dan Direktur Utama PT Offistarindo Adhiprima Harry Lo juga telah ditetapkan sebagai tersangka.
Pada akhir Februari lalu, penyidik telah memeriksa Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana alias Lulung. Ahok menjalani pemeriksaan selama 2,5 jam.
Setelah menjalani pemeriksaan, Ahok mengaku tidak terlalu ingat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penyidik. Namun, yang jelas, pertanyaan berkaitan dengan awal mula rancangan pengadaan UPS muncul serta pembentukan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). "Ada 20 pertanyaan standar," kata Ahok, Kamis, 25 Februari 2016.
Adapun Lulung diperiksa selama hampir empat jam. Dalam pemeriksaan itu, Lulung—yang berstatus saksi—ditanya tentang pengadaan scanner dan printer 3D senilai Rp 150 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014.
Selama proses pemeriksaan, Lulung juga ditanyai hubungannya dengan GM, salah satu tersangka kasus ini. "(Ditanya) Kenal tidak dengan tersangka yang dimaksud, produsen scanner dan printer. Saya katakan tidak kenal dan tidak pernah ketemu," ujar Lulung kalem seusai pemeriksaan, Kamis, 25 Februari 2016.
LARISSA HUDA | EGI ADYATAMA
Berita terkait
Ketua Bamus Betawi Minta Anak Muda Betawi Teladani Haji Lulung
16 Desember 2022
Ketua Bamus Betawi Riano P Ahmad menilai almarhum Haji Lulung sosok yang pemberani
Baca SelengkapnyaViral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?
29 Juni 2019
Thamrin City di Jakarta Pusat, rupanya bukan hanya tempat pusat belanja atau mal tapi di atas atapnya terdapat kompleks perumahan mewah dua lantai.
Baca SelengkapnyaCrane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi
6 Desember 2018
Lurah Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Samsul Ma'arif, mengatakan korban crane ambruk bakal memperoleh ganti rugi dari kontraktor.
Baca SelengkapnyaKebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes
13 Agustus 2018
Petugas hingga saat ini pun belum bisa memperkirakan berapa jumlah kerugian akibat kebakaran tersebut.
Baca SelengkapnyaKebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan
13 Agustus 2018
Hingga berita ini diturunkan petugas masih mengatasi kebakaran itu dan belum ada laporan tentang korban jiwa.
Baca SelengkapnyaMenjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item
26 Juli 2018
Sandiaga Uno mengatakan menjelang perhelatan Asian Games 2018 pihaknya segera menghentikan proses produksi tempe di sekitar Kali Item.
Baca SelengkapnyaTerlibat Korupsi UPS, Anggota DPRD DKI dari Hanura Diganti
7 November 2017
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi memberhentikan Fahmi Zulfikar, anggota DPRD DKI yang terlibat korupsi UPS.
Baca SelengkapnyaIndonesia Segera Kedatangan Dua Giant Panda dari Cina
22 September 2017
Indonesia segera kedatangan dua ekor giant panda (Ailuropoda melanoleuca) langsung dari Cina.
Baca SelengkapnyaIni Tuntutan Massa Pengepung Kantor LBH
18 September 2017
Massa menuntut masuk ke dalam gedung LBH. Tawaran dari polisi tak dihiraukan.
Baca SelengkapnyaSeminar Sejarah 1965 Dibubarkan, Kantor YLBHI Dikepung Malam Ini
17 September 2017
Kantor YLBHI dikepung massa yang mengancam akan membubarkan acara Asik-Asik yang digagas pasca pembubaran Seminar Sejarah 1965.
Baca Selengkapnya