Ahok Ubah Model Sister City Jakarta dengan Rotterdam
Kamis, 24 Maret 2016 22:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap hubungan sister city Jakarta dengan Rotterdam di Belanda, sudah tidak terlalu bermanfaat.
Ketimbang relasi yang hanya seremonial, Ahok memilih kerjasama yang lebih konkret seperti mengirimkan anak muda Indonesia untuk belajar di Rotterdam, begitu juga sebaliknya. Pengiriman anak muda ini adalah tindak lanjut dari Minutes of Agreement (MoA) Jakarta-Rotterdam di bidang tata air periode 2013-2014, yang ditandatangani oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wali Kota Rotterdam Ahmed Aboutaleb 23 September 2013 lalu.
"Saya sudah malas ah sister-sister-an melulu. Ngapain sister-sister melulu enggak ada gunanya. Bagaimana kalau kita kirim mereka sekolah di tempat kamu? Mereka setuju, lalu kita buat perjanjian," kata Ahok saat meninjau kawasan Waduk Pluit bersama Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders, Kamis 24 Maret 2016.
Pada kunjungan itu, Koenders menyatakan rasa kagumnya terhadap Pemerintah Provinsi DKI yang bisa mengatasi permasalahan kota, salah satunya dengan menertibkan warga sekitar Waduk Pluit.
"Sangat banyak permasalahan di kota ini, tetapi teknik dan bagaimana bersepakat dengan masyarakat menjadi hal yang sangat penting," kata Koenders.
Di hadapan tamunya, Ahok menuturkan proses relokasi warga dan menceritakan betapa sulitnya memindahkan ribuan warga masyarakat di atas tanah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Terlebih warga sudah bertahun-tahun tinggal di sana.
Ahok menjelaskan bahwa tidak ada kepala daerah di dunia ini yang bisa memindahkan ribuan manusia bersamaan. Namun, Ahok tak hanya memindahkan, melainkan memberikan fasilitas rumah susun lengkap dengan perabotannya seperti televisi, kulkas, tempat tidur, hingga rice cooker.
Tak hanya itu, bagi penghuni rusun Ahok Pemprov DKI Jakarta juga memberikan beasiswa, fasilitas bus sekolah, fasilitas kesehatan, dan sebagainya. "Saya tanya, ada enggak di dunia yang lakukan seperti ini? Gak ada. Makanya mereka bilang mau belajar," kata Ahok.
Ahok menilai Belanda dan Indonesia menghadapi masalah yang sama, yakni bagaimana mengelola masyarakat. Solusi untuk masalah ini bakal terkait dengan rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengirim tiga anak muda untuk belajar mengatasi banjir di Rotterdam, Belanda.
"Saya kirim mereka supaya belajar bagaimana manajemen pompa, mendapatkan dana, kami kirim ke sana. Anak-anak sekolah tiga bulan ke sana. Kami saling kirim, saling belajar. Karena ini barang baru juga," katanya.
LARISSA HUDA