Uang Muka Suap Reklamasi: Uang Rp 100 Juta hingga Alphard

Reporter

Editor

Bagja

Rabu, 13 April 2016 13:51 WIB

Mohamad Sanusi menanggapi pertanyaan media sebelum menjalani pemeriksaan oleh penyidik di Gedung KPK, di Jakarta, 5 April 2016. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Suap reklamasi Teluk Jakarta diduga tak hanya kepada Mohamad Sanusi, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta dari Partai Gerindra. Ia kini menjadi tersangka di Komisi Pemberantasan Korupsi setelah dicokok menerima suap dari Direktur Utama Agung Podomoro Ariesman Widjaja senilai Rp 2 miliar.

Suap diduga mengalir kepada banyak anggota Dewan. Agar Rancangan Peraturan Daerah Rencana Zonasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil mulus disahkan pada 6 April lalu, ada upaya mengerahkan kedatangan anggota Dewan supaya kuorum. “Saya ditawari Rp 100 juta oleh sesama anggota Dewan,” kata Fajar Sidik, politikus Gerindra, seperti dimuat Koran Tempo edisi 13 April 2016.

Inggard Joshua, anggota lain, menuturkan bahwa informasi suap untuk memuluskan rancangan tersebut sudah merebak sejak tahun lalu, persisnya sejak Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mulai mencantumkan kontribusi tambahan pengembang reklamasi sebesar 15 persen. “Waktu itu saya dengar ada uang Rp 5 miliar dibagikan,” ujar politikus NasDem itu.

BACA: Dari Mana Ahok Mendapat Angka 15 Persen Kontribusi Tambahan? Ini Rumusnya

Pengembang keberatan dengan kontribusi tambahan itu karena mereka sudah diwajibkan membangun 40 persen lahan tiap pulau untuk ruang terbuka hijau, jalan, dan taman, plus 5 persen untuk fasilitas khusus seperti rumah susun bagi pegawai pulau yang tak mampu membeli apartemen. Pengembang meminta DPRD menurunkannya menjadi 5 persen dalam Rancangan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara.

Soalnya, tak semua anggota Dewan setuju reklamasi. Di Gerindra, Fajar salah satu yang menolak reklamasi. Ia pun dilobi dan ditawari uang agar ikut hadir mengesahkan peraturan itu. “Katanya Rp 100 juta itu baru uang muka, selanjutnya akan ada lagi jika setuju,” tuturnya.

Di DPRD, fraksi yang menolak reklamasi adalah Partai Persatuan Pembangunan, Demokrat, dan Golkar. “Apa keuntungannya buat rakyat kecil?” ucap Wakil Ketua Fraksi Golkar Ramli. Golkar tak urung ditawari suap agar setuju. Bentuknya berupa diskon 50 persen jika para politikus ini membeli bangunan di pulau reklamasi.

BACA: Suap Reklamasi: Reaksi Taufik Dicecar Soal Podomoro

Para anggota Dewan serempak menunjuk pimpinan DPRD sebagai pelobi agar aturan tersebut segera disahkan. Mereka adalah Prasetyo Edi Marsudi dari PDI Perjuangan, Selamat Nurdin dari Partai Keadilan Sejahtera, Mohamad Taufik dari Gerindra, dan Ongen Sangaji dari Hanura. Di kalangan anggota DPRD, Slamet, Taufik, Ongen, dan Prasetyo disebut geng STOP—singkatan nama keempatnya.

Berita Terbaru: Suap Proyek Reklamasi Jakarta

Prasetyo membantah melobi anggota Dewan agar datang ke paripurna dan menyetujui peraturan itu. “Tidak benar,” katanya. Selamat juga menampik melobi Golkar dan partai lain agar setuju peraturan tersebut dengan iming-iming suap. Taufik juga menampik, Ongen menimpalinya, “Muka lu gile!”

BACA: Disebut Minta Jatah Suap Reklamasi, Ongen: Muka Lu Gile!

Rancangan tersebut batal disahkan setelah KPK menangkap Sanusi sepekan sebelum rapat. Dalam aturan itu, DPRD ingin agar kontribusi tambahan pengembang yang ditetapkan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama turun dari 15 menjadi 5 persen.

Selamat, Ongen, Taufik, dan Prasetyo diperiksa KPK terkait dengan suap itu dua hari lalu. “Pertanyaan penyidik seputar penangkapan Sanusi,” ujar Prasetyo. Sedangkan Selamat mengaku diperiksa soal tata cara pembuatan Raperda. “Karena saya Ketua Pansus Reklamasi.”

Penangkapan Sanusi membuat geger DPRD di Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Di banyak grup perbincangan WhatsApp berseliweran daftar nama anggota Dewan penerima suap. Salah satunya Ketua Fraksi NasDem Bestari Barus. Ia disebut menerima mobil Toyota Alphard dan toko di Thamrin City, pusat belanja yang dibangun Sanusi dan Podomoro.

Bestari mengaku membeli sendiri mobil itu “dengan Sanusi membantu mencarikannya.” Karena dokumen lama sampai, ia mengembalikan mobil tersebut. “Soal kios di Thamrin City, cek saja apakah ada nama saya sebagai pemilik,” tuturnya

BACA: Ketua DPRD Akhirnya Akui Pergi ke Amerika

Prasetyo disebut menerima suap berupa liburan ke Amerika Serikat bersama keluarganya. Meski awalnya menyangkal pernah liburan akhir tahun lalu, Prasetyo mengakui pakansi ke sana.

ERWAN HERMAWAN

Berita terkait

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

1 jam lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

3 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

4 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

6 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

8 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

38 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

38 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

52 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

55 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

56 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya