Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama ( Ahok) berpamitan pada Pangdam Jaya Teddy Lhaksamana usai mengikuti apel gabungan TNI, Polri dan Aparat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Makodam Jaya, Cililitan, Jakarta Timur, 17 Februari 2016. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan meminta tim intelijen memeriksa pengedar undangan palsu yang mengatasnamakan dirinya. Undangan tersebut berisi ajakan untuk hadir dalam kampanye mendukung Ahok.
"Saya enggak tahu, sedang suruh intel periksa," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis, 28 April 2016. Ahok menegaskan, undangan tersebut bukan berasal dari tim suksesnya.
Ahok mengimbau warga yang akan mendukungnya tidak datang dalam undangan kampanye yang akan digelar di car-free day. Sebab, kata Ahok, hal itu bertentangan dengan peraturan gubernur yang dibuatnya.
Ahok memperingatkan adanya kampanye yang mengatasnamakan namanya. Imbauan ini ia tulis dalam akun Twitter-nya: @basuki_btp. "Jangan ada yang ikut kampanye di CFD dan sumbang seperti ini. Tidak benar. Bukan teman Ahok," kata Ahok di akunnya.
Dalam akun Twitter-nya itu, Ahok juga mengunggah dokumen yang mengatasnamakan dirinya. Dalam foto itu undangan ditujukan untuk melakukan pawai pada 5 Juni. Longmars ini dilakukan di silang Monas hingga bundaran Hotel Indonesia.
Tak hanya longmars, undangan tersebut juga menyertakan ATM untuk memberi sumbangan. Sumbangan ditujukan ke rekening BCA atas nama Darmawan. Bahkan terdapat kontak yang dapat dihubungi.