Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta, Saefullah menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan penyidik terkait kasus dugaan suap reklamasi di Gedung KPK, Jakarta, 27 April 2016. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah sempat digadang-gadang akan menjadi pendamping Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam pemilihan Gubernur DKI 2017. Tapi Ahok justru memilih Heru Budi Hartono sebagai calon wakil gubernur lewat jalur independen.
Saefullah mengatakan tak mempermasalahkan keputusan Ahok itu. "Sudah saya bilang, Pak Gubernur memilih Pak Heru. Ya itu sudah pilihan dia. Saya enggak kecewa. Enggak apa-apa," katanya di Balai Kota, Jumat, 29 April 2016.
Meski namanya pernah disebut-sebut di media, Saefullah mengaku tidak ada pembicaraan bersama Ahok yang mengarah ke ajakan untuk maju bersama dalam perebutan kursi nomor satu di DKI. "Enggak. Santai saja," ujarnya.
Sampai saat ini, Saefullah menuturkan belum ada tawaran mana pun yang mengusung namanya untuk maju dalam pilgub DKI. "Belum. Belum ada," tuturnya.
Menurut Saefullah, untuk mengabdi kepada Jakarta, tidak melulu harus jadi gubernur atau wakil gubernur. Jabatan yang ia emban saat ini pun dinilai sebagai salah satu bentuk pengabdian. "Kalau pengabdian, jadi sekda juga pengabdian. Pengabdian, pengabdian itu bisa di mana saja," katanya.
Nama Saefullah sempat muncul sebagai bakal calon wakil gubernur setelah Ahok memutuskan maju lewat jalur independen. Waktu itu, nama Saefullah muncul bersamaan dengan nama Heru. Nama keduanya muncul karena Ahok saat itu memilih calon pendamping yang berasal dari pegawai negeri.
Waktu itu, relawan Teman Ahok mendesak Ahok segera mencantumkan nama calon untuk mempermudah verifikasi dukungan lewat pengumpulan 1 juta kartu tanda penduduk. Hingga hari terakhir, nama Heru bulat disebut untuk mendampingi Ahok.