Bekas Markas PDI Perjuangan Jadi Rebutan

Reporter

Editor

Bagja

Jumat, 13 Mei 2016 21:54 WIB

Berbagai souvenir bergambar logo PDIP maupun presiden terpilih Joko Widodo dan Soekarno dijual di pasar rakyat yang digelar pada Rakernas ke IV di Marina Convention Center, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 20 September 2014. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya menyelidiki kasus sengketa lahan antara keturunan keluarga Sjech Ali bin Abdolah bin Awab dengan PT Multi Aneka Sarana.

Lahan yang beralamat di Jalan Pecenongan No. 40, Jakarta Pusat, itu bekas markas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Penyelidikan kasus dilakukan polisi bersama tim Badan Pertanahan Nasional dengan mengukur obyek sengketa di atas lahan seluas 3.000 meter persegi kemarin.

Sengketa lahan itu kembali memanas setelah keluarga Sjech Ali bentrok dengan kelompok pendukung PT Multi Aneka tiga pekan lalu. Keluarga Sjech melaporkan penguasaan lahan itu pada 2002 berbekal eigendom verponding (surat pajak zaman Belanda) Nomor 8923. Pada 1978, lahan itu disewa PT Perkebunan Nusantara XI selama 20 tahun.

Pada 1989, PTPN membuat sertifikat tanah itu setelah permintaan sertifikat oleh keluarga Sjech Ali ditolak BPN. “Mereka mengatakan mendapat lahan itu dari hibah Kementerian Dalam Negeri, padahal obyek hibah bukan Jalan Pecenongan Nomor 40,” kata juru bicara keluarga Sjech Ali, Paulus Junanda seperti dikutip Koran Tempo edisi 13 Mei 2016.

Berdasarkan surat BPN, disebutkan bahwa hibah hanya meliputi empat lokasi di luar lahan yang berada di Jalan Pecenongan 40. Lahan hibah itu meliputi tanah negara dengan HGB No. 130, HGB 131, HGB 134, dan HGB 135 di Jalan Nusantara 19-19 a. Lahan hibah juga diberikan untuk tanah di Jalan Pecenongan 46 serta Jalan Pecenongan (tanpa nomor).

Belum selesai konflik itu, PTPN menjual tanah itu kepada Teodorus Bunanta, yang menghibahkannya kepada Andreas Andhika Bunanta. Andreas kemudian menjual lahan hibah itu kepada PT Multi Aneka Sarana senilai Rp 13 miliar.

Sengketa lahan tersebut membuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang menempati kantor itu sejak 2000, hengkang. Mereka lalu merelokasi kantor ke Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Sengketa lahan tersebut sempat memanas setelah keluarga Bunanta merobohkan seluruh bangunan di atas lahan itu pada 2008.

Keturunan Sjech Ali berhasil menempati kembali lahan tersebut setelah mendapatkan surat dari BPN pada 2015. Namun, dua bulan setelahnya, PT Multi Aneka Sarana melaporkan mereka ke polisi.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI



Berita terkait

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

23 Januari 2024

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

21 Januari 2024

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

8 Desember 2023

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

Hadi Tjahjanto menjamin keistimewaan pengelolaan pertanahan dan aset Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

7 Oktober 2023

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

Konflik lahan tidak hanya terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga di beberapa daerah. Ada yang bersengketa dengan TNI.

Baca Selengkapnya

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

5 September 2023

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

olres Jakarta Utara mengerahkan 130 anggotanya untuk berjaga di lokasi bekas kebakaran Kapuk Muara usai terjadi bentrokan

Baca Selengkapnya

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

29 Agustus 2023

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

Kuasa hukum mendampingi 4 warga Dago Elos yang melapor ke polisi. Materi serupa telah 3 kali disampaikan ke Polda Jabar dan Polrestabes Bandung.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

31 Juli 2023

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

Dua kelompok saling berhadap-hadapan saat sidang pembacaan sita jaminan yang digelar PN Tangerang di sebuah klaster perumahan milik Paramount Land.

Baca Selengkapnya

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

27 Juni 2023

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

Warga perumahan di Bekasi yang terkungkung pagar beton ternyata berawal dari penyerobotan lahan oleh pengembang.

Baca Selengkapnya

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

27 Juni 2023

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

Sebuah rumah di kompleks perumahan Cluster Green Village, Kota Bekasi, terancam dibelah buntut sengketa tanah pengembang dengan pihak ketiga.

Baca Selengkapnya