Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat menghadiri pengecatan ulang bangunan di area Kota Tua, Jakarta, 25 Mei 2016. TEMPO/Tita
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menargetkan membangun trotoar sepanjang total 2.600 kilometer di seluruh ruas trotoar di Jakarta. Trotoar itu ditargetkan selesai dalam dua tahun ke depan, berbarengan dengan perayaan Asian Games 2018.
"Kami bangun wajib, total itu 2.600 kilometer. Kami butuh hampir Rp 3 triliun untuk menyelesaikan itu. Saya ingin target ini bisa tercapai, pas Asian Games, sudah selesai semua," tutur Ahok setelah meresmikan penggunaan portal “S” di depan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Sabtu, 28 Mei 2016.
Ahok mengatakan perlu waktu lama untuk mewujudkan keinginannya membangun trotoar yang memiliki lebar 8-9 meter itu. Sebab, dana yang dibutuhkan sangat besar. Untuk itu, ia membuat regulasi dengan cara menekan pengembang agar membayar kontribusi. Seperti yang ia lakukan terhadap perusahaan Mori Company.
Ia meminta perusahaan itu membayar kontribusi senilai Rp 579 miliar, di mana Rp 345,067 miliar digunakan untuk membangun simpang susun Semanggi dan sisanya direncanakan untuk melebarkan trotoar.
"Menunggu anggaran Rp 100 miliar buat bangun trotoar lama. Makanya kami cari akal. Jualan regulasi. Semua pengusaha, kalau izin, suka menganggarkan uang buat pelicin. Saya harap uang Anda buat kontribusi bangun trotoar," tuturnya.
Ahok menuturkan angka kontribusi itu nantinya akan diperhitungkan dengan nilai jual obyek pajak (NJOP). "Makanya kami lagi pikirkan, siapkan kontribusi lagi. Kalau kamu pengusaha, gali tanah, bangun jembatan penyeberangan, boleh. Kami mau hitung berapa nilai NJOP yang dibayarkan. Ada proyek, kalau itu bisa dapat, ya kerjain semua," katanya.