Ahok Selidiki Rekening Ilegal Milik Suku Dinas Pertamanan  

Reporter

Editor

Zed abidien

Selasa, 7 Juni 2016 15:03 WIB

Jakarta Sulit Air Bersih, Ahok: Olah Air Limbah

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok segera menindak temuan janggal dalam pembukaan rekening milik Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang ditemukan dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP) yang disampaikan Badan Pemeriksa Keuangan.

Dalam laporan tersebut ditemukan ada lima rekening baru yang tidak didukung surat izin pembukaan dari Gubernur DKI Jakarta. Bahkan ada empat rekening pada Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman yang sudah tak aktif, tapi belum ditutup.

Padahal, berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Nomor 135 Tahun 2010 Pasal 4 ayat 1, bendahara dapat membuka rekening penerimaan dan rekening pengeluaran di Bank DKI atau bank pemerintah lain yang ditunjuk setelah memperoleh izin dari Gubernur.

"Makanya, dalam beberapa kasus pengiriman rekening, kami sudah minta inspektorat dan Bank DKI supaya periksa," kata Ahok di Balai Kota, Selasa, 7 Juni 2016.

Ahok tak segan-segan akan melapor ke polisi jika ditemukan unsur pidana. Pasalnya, selama ini Ahok menyebutkan, setiap kali pembayaran tanah dilakukan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih menemukan pembayaran tidak dikirim langsung ke rekening pemilik tanah, melainkan dengan tarik tunai, sehingga aliran dana sulit terdeteksi.

Praktek curang seperti ini, dinilai Ahok, sudah terstruktur dengan rapi, bahkan tak segan-segan Ahok menyebutkan ada mafia yang mendalangi praktek tersebut. Namun, sampai saat ini, jaringan mafia tersebut belum dapat terdeteksi. "Saya kan tidak mungkin mengontrol niat jahat orang. Sudah ingatkan, tapi masih terus aja main," katanya.

Selama ini, Ahok menuturkan, pemerintah DKI telah mengeluarkan perintah tidak melakukan transaksi tunai. Tujuan transaksi nontunai adalah meminimalkan penggelapan aliran kas. "Supaya tidak ada pembagian (uang)," tuturnya.

Jika pembayaran dikirim langsung kepada rekening pemilik tanah, laporannya akan mudah dicek melalui Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Jadi penerima dan pengirim dana akan terekam dengan baik. Namun yang terjadi, pihak yang tidak bertanggung jawab menarik tunai uang dari rekening tersebut.

"Mana ada sih orang punya duit mau narik kontan berapa miliar, apa enggak risiko dirampok? Ada kemungkinan kamu mau bagi-bagi. Kalau kamu transfer, kelihatan ke rekening siapa, kami akan cari, kejar terus," ucapnya.

Atas laporan tersebut, Ahok mengatakan telah melaporkan hal itu kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Kasus ini sebetulnya, kata Ahok, sudah terendus sejak awal tahun. "Nah sebetulnya kami harapkan KPK biar cepet saja naikkan ke penyidikan," tuturnya.

LARISSA HUDA


Baca juga:
Teman Ahok Siap Galau? Ini 3 Pendorong Ahok Lari ke Partai
Pilkada DKI: Tiga Pemicu Ahok Bakal Kompromi dengan Partai

Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

23 jam lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

1 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

4 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

5 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

7 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

9 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

39 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

39 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

53 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

56 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya