Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. TEMPO/Ridian Eka Saputra
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama enggan berkomentar soal artikel koran New York Times yang menulis langkah Ahok mengambil jalur non-partai dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Koran tersebut membuat judul Independent Run by Jakarta Governor Upends Indonesia's Party Politics dan tayang di laman Nytimes.com dengan judul Governor of Jakarta Bucks Indonesia’s Party Politics.
"Enggak tahu itu memuji atau apa, biarin saja lah. Ya, tulisan orang mau komentar terserah dialah," kata Ahok--sapaan Basuki-- sembari terkekeh di Balai Kota, Selasa, 7 Juli 2016.
Media tersebut menyebut Ahok sebagai sosok political outsider atau minoritas karena beragama Kristen dan berasal dari etnis Tionghoa.
New York Times mengutip Charlotte Setijadi, periset program studi Indonesia di Institut Studi Asia Tenggara, Yusof Ishak, yang berbasis di Singapura. Ia menyebut Ahok merupakan sosok yang melawan sistem politik yang memuakkan banyak rakyat.
New York Times juga membahas relawan Ahok bernama Teman Ahok yang mengelola biaya operasional organisasi. Kelompok fanatik pendukung Ahok ini dilaporkan menjual kaus T, merchandise, dan stiker.
Relawan itu membantu Ahok dan Heru Budi Hartono, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), mengumpulkan satu juta KTP untuk memenuhi syarat yang diberikan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).
KPUD mengajukan syarat bagi pasangan calon non-partai untuk menggalang dukungan hingga minimal 532.210 pemilih atau 7,5 persen dari daftar pemilih tetap. Sampai hari ini, berdasarkan pantauan dari situs yang dibuat oleh tim relawannya, www.temanahok.com, jumlah KTP yang terkumpul sudah 940.779.