Ahok: Terminal Pulo Gadung Akan Diubah Jadi Rumah Susun

Reporter

Selasa, 5 Juli 2016 10:38 WIB

Foto udara puluhan bus Angkutan Lebaran menunggu calon pemudik di Terminal Pulo Gadung, Jakarta, 30 Juni 2016. Diprediksi puncak lonjakan penumpang terjadi pada H-3 Lebaran atau 3 Juli 2016. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Seluruh bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang ada di Terminal Pulo Gadung bakal dipindahkan ke Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur.

"Pulo Gadung ke depan akan kami tutup sebetulnya. Kami akan ganti jadi rusun (rumah susun)," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ketika meninjau Terminal Rawamangun, pada Senin, 4 Juli 2016.

Ahok memerintahkan Dinas Perhubungan melarang bus 'ngetem' atau menunggu penumpangnya penuh. Semua bus harus jalan, meski tidak ada penumpang.

Menurut Ahok konsep terminal selama ini salah sehingga sistem yang baru tidak bisa diterapkan. Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin menerapkan sistem yang mana setiap bus terus keliling tanpa harus menunggu bus dipenuhi penumpang. "Sistem baru kita kan semua bus mesti kelililing," tutur Ahok.

Selain itu, Ahok menuturkan seharusnya bus AKAP tidak diletakkan di tengah kota karena turut menyumbang kemacetan. Sehingga, seluruh bus akan dipindahkan ke Terminal Pulo Gebang. Meski begitu Ahok mengatakan untuk saat ini Terminal Pulo Gebang belum berfungsi maksimal.

"Semua harus taruh semua di Pulo Gebang. Tetapi karena fasilitas di sana belum jadi, masih jauh, orang tentu merasa tidak mau," kata Ahok.

Ahok berujar saat ini kondisi Terminal Kampung Rambutan sudah tidak layak pakai. Sehingga, pengalihan bus AKAP sudah menjadi keputusannya. "Kalau Pulo Gadung, Kampung Rambutan itu mah sudah jelek sekali. Harusnya di atas terminal ada stasiun," tutur Ahok.

Ahok juga tengah mempertimbangkan untuk membongkar Terminal Bus Rawamangun. "Yang ini musti kami kaji. Kami harus bagi karena dari Damri di sini. Tapi kami harus bagilah (ke tempat lain) biar bagaimanapun enggak boleh kepenuhan juga," katanya.

Rencana pembongkaran terminal tersebut masih mempertimbangkan rampungnya pembangunan Terminal Pulo Gebang. Karena fasilitas terminal tersebut masih belum lengkap, selain itu juga kurang diminati warga Jakarta karena lokasinya tidak strategis.

Untuk Terminal Rawamangun, Ahok mengatakan tidak bisa memindahkan perusahaan otobus (PO) yang ada di Rawamangun ke Pulo Gebang. Menurut Ahok, dalam pemindahannya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih harus mempertimbangkan faktor ekonomi di sana. "Walau bagaimanapun juga, ada terminal, ekonomi jalan. Nah, ini harus kami hitung," kata Ahok.

Meski begitu, Ahok mengatakan masih harus membenahi terminal dari kapasitas yang terlalu padat atau berlebihan karena dapat mengganggu kenyamanan penumpang. Selain itu, Ahok juga berencana akan membatasi jumlah rute perjalanan bus AKAP yang beroperasi di Rawamangun supaya tidak terjadi penumpukan.

"Kalau ini kan kepadatan (terlalu padat), kasihan orang musti duduk sampai begitu padat, ini musti diatur. Sementara di Pulo Gebang kosong," kata Ahok.

Ahok tidak memungkiri bahwa banyak orang yang lebih memilih Terminal Rawamangun ketimbang Pulo Gebang lantaran lokasinya yang lebih strategis dan akses kendaraan yang mudah.

Menurut Ahok, jika nantinya Terminal Pulo Gebang sudah berfungsi dengan baik dan nyaman bagi penumpang, maka dengan sendirinya penumpang akan beralih ke Pulo Gebang.

"Makanya saya mau lihat, kalau di sana (Pulo Gebang) sudah siap, ini biar biar jalan dulu secara alami. Kalau tempatnya sudah enak, maka orang pelan-pelan akan geser," ujar Ahok.

LARISSA HUDA

Berita terkait

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

2 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

3 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

5 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

7 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

37 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

37 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

51 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

54 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

55 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

55 hari lalu

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.

Baca Selengkapnya