Warga Kampung Akuarium Terisolasi Seusai Jembatan Dirobohkan
Editor
Mustafa moses
Sabtu, 16 Juli 2016 20:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta merobohkan jembatan penghubung antara Luar Batang dan Kampung Akuarium, Jakarta Utara, sepekan lalu. "Jembatan dirobohkan, katanya akan dibangun turap penahan sungai," kata Hasanudin, warga Kampung Akuarium, saat ditemui Tempo, Sabtu, 16 Juli 2016.
Dengan robohnya jembatan itu, kata dia, warga Kampung Akuarium terisolasi dan kesulitan saat hendak berbelanja ke Luar Batang. Termasuk saat ingin beribadah ke Masjid Luar Batang. Penduduk memanfaatkan musala setempat untuk beribadah.
Bagi masyarakat yang ingin berbelanja ke Luar Batang, harus menyeberangi sungai menggunakan sampan. Yahya, 80 tahun, warga setempat, menjadikan perahunya sebagai tempat penyeberangan. Perahu miliknya diikat dengan tali di ujung tanggul sungai, kemudian ditarik agar mencapai ke Luar Batang.
Menurut Hasanudin, pemerintah rencananya akan membuat tanggul turap sepanjang Sungai Pasar Ikan. Karena itu, semua jembatan dan kayu-kayu disingkirkan dari area sungai. "Ya, terserah mereka, itu hak pemerintah," kata dia.
Mereka pasrah jika pemerintah tak lagi membuatkan jembatan baru. Sementara ini, masih ada sekitar 300 keluarga yang nekat tinggal di Kampung Akuarium setelah penggusuran. Mereka membuat gubuk-gubuk dan tinggal di dalam tenda penampungan.
Pemerintah Jakarta menggusur Kampung Akuarium dan Pasar Ikan dengan alasan lahan itu milik Pemerintah DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, kemudian merelokasi warga ke rumah susun di Marunda, Jakarta Utara. Tapi sebagian besar penduduk menolak.
"Kalau pindah ke rumah susun, jauh dari tempat kerja," kata Suherman, 45 tahun. Warga memilih tinggal di atas perahu atau di dalam gubuk demi bisa bekerja di pelabuhan atau sebagai nelayan. Sembari berharap Pemerintah DKI Jakarta memberi bantuan ganti rugi atas rumah yang digusur pemerintah.
AVIT HIDAYAT