Empat Kandidat Diprediksi Bertarung di Pilgub DKI Jakarta

Sabtu, 30 Juli 2016 21:51 WIB

Ilustrasi pemilu. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz memprediksi bakal ada empat pasangan calon yang maju pada pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada Februari 2017 depan. Menurut dia, prediksi ini berdasarkan analisa atas 106 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta.

Keberadaan empat pasangan calon dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, kata Masykurudin, akan semakin mengakomodasi berbagai latar belakang dan kepentingan warga Jakarta. “Ini sangat mungkin,” kata Masykurudin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 30 Juli 2016.

Bagian terbesar dari total 106 kursi DPRD DKI Jakarta dikuasai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebanyak 28 kursi. Berikutnya Partai Gerindra sebanyak 15 kursi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 11 kursi, Partai Hanura, Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masing-masinig sebanyak 10 kursi. Partai Golkar punya 9 kursi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 6 kursi, Partai Nasional Demokrat (NasDem) sebanyak 5 kursi dan Partai Amanat Nasional (PAN) 2 kursi.

Dengan komposisi kursi semacam itu, Masykurudin mengatakan bisa ada empat pasangan calon dengan syarat dukungan minimal 22 kursi dari total 106 kursi yang tersedia. Ia memetakan koalisi bakal terbentuk berdasarkan tiga kategori utama: karakter nasionalis religius, variasi kedekatan dengan pemilih, dan berdasarkan kehendak mencalonkan gubernur atau wakil gubernur.

Berdasarkan karakter nasionalis religius, kata Masykurudin, empat koalisi yang dapat dibentuk adalah koalisi Partai NasDem, Golkar, dan Hanura (24 kursi), PDIP sendiri (28 kursi), koalisi Partai Gerindra dan Demokrat (25 kursi), dan koalisi PKB, PPP, PAN, dan PKS dengan jumlah kursi 29.

Namun, lanjut Masykurudin, jika ditelaah berdasarkan variasi kedekatan dengan pemilih maka komposisi koalisi bisa berubah. Ada koalisi Partai Gerindra dengan PKS (26 kursi), kandidat (PKB, PAN, PPP, dan Demokrat) dengan 28 kursi. Pasangan calon ketiga bisa dari Partai NasDem, Golkar, dan Hanura dengan 24 kursi. Sementara PDIP bisa mencalonkan pasangan calon sendiri dengan 28 kursi.

Kategori terakhir yaitu berdasarkan kehendak mencalonkan gubernur atau wakil gubernur. Menurut Masykurudin, dalam kategori ini, calon pertama datang dari PDIP yang bisa mengajukan pasangan calon tanpa koalisi (28 kursi). Pasangan calon kedua bisa berasal dari koalisi Partai Gerindra, PPP, dan PAN (27 kursi). Sementara pasangan calon ketiga bisa dari koalisi Partai Demokrat, PKS, dan PKB dengan 27 kursi. Pasangan terakhir bisa dari koalisi Partai NasDem, Golkar, dan Hanura dengan 24 kursi.

Menurut Masykurudin, selain meningkatkan partisipasi pemilih, banyaknya pasangan calon bisa menguatkan legitimasi pemimpin Jakarta terpilih kelak. Selain itu, para tokoh yang sudah berniat sejak awal untuk ikut berkompetisi akan semakin bisa diakomodasi.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

27 November 2023

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.

Baca Selengkapnya

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

30 September 2023

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal

Baca Selengkapnya

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

14 Februari 2023

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

11 Februari 2023

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.

Baca Selengkapnya

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

11 Februari 2023

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.

Baca Selengkapnya

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

6 Februari 2023

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

6 Februari 2023

Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

Fadli Zon mengakui membikin draft perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017. Soal utang, Fadli tak mau bicara.

Baca Selengkapnya

Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

31 Januari 2022

Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

Anies Baswedan bercerita tentang dukungan yang diberikan Haji Lulung kepadanya dalam Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

20 November 2021

MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

Taufik menyampaikan penyerang ini selalu mengatakan bahwa Anies Baswedan memenangkan Pilkada, karena politik identitas.

Baca Selengkapnya

Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

20 Mei 2021

Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

Rizieq Shihab mengklaim perkara yang menjeratnya bukanlah kasus hukum melainkan politik. Ia kemudian berkisah tentang Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya