Para aktivis Gerak Indonesia menggelar acara tabur bunga dan doa bersama di makam Fatmawati di TPU Karet Bivak, Jakarta, 16 Agustus 2016. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gerak Indonesia Emi Sulyuwati mengatakan Jakarta membutuhkan sosok pemimpin perempuan yang dapat merangkul masyarakat, khususnya rakyat kecil. Menurut Emi, saat ini sudah banyak masalah yang harus dibenahi di Jakarta. Salah satunya adalah mencuatnya isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) menjelang pemilihan kepala daerah tahun depan.
“Kita sudah terkoyak dengan isu-isu yang bisa memecah belah bangsa. Kita butuh pemimpin perempuan yang bisa menjahit itu untuk kembali mempersatukan apa yang sudah hampir terkoyak-koyak,” kata Emi saat berziarah ke makam istri Presiden Sukarno, Fatmawati, di Tempat Pemakaman Umum Bivak Karet, Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2016.
Sosok gubernur perempuan itu, menurut Emi, ada dalam diri Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Risma dianggap sebagai seorang panutan, pemimpin yang lembut tapi tegas, dan dapat menjadi ikon pemersatu Jakarta. Ia disamakan dengan Fatmawati yang lebih mengutamakan kepentingan masyarakat ketimbang dirinya sendiri.
“Ibu Fatmawati lebih mementingkan kepentingan bangsa dan negara. Ibu Risma juga begitu. Semangat yang sama-sama membela rakyat,” ucap Emi.
Sejak Juni lalu Gerak Indonesia getol menyatakan dukungannya pada Risma untuk maju dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Risma dianggap sebagai satu-satunya calon yang mampu mengimbangi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ
11 jam lalu
Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
19 hari lalu
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.