Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama calon Gubernur Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI, 12 Agustus 2016. Foto: Istimewa
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebutkan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah bisa memanfaatkan posisinya untuk menggerakkan bawahannya dalam kampanye pemenangan pilkada.
"Justru lebih bahaya Sekda," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 18 Agustus 2016. Saefullah digadang-gadang akan menjadi pasangan Sandiaga Uno dalam pilkada DKI pada 2017.
Ahok mencontohkan kejadian pada 2015. Saat itu, dia mengaku pernah membatalkan pelantikan calon lurah dan camat yang telah berseragam putih-putih di Balai Agung DKI. Dia terkejut ketika melihat jumlah orang yang dilantik terlalu banyak dari daftar nama yang dia pegang.
"Kamu kira Sekda enggak pasang orangnya, lurah-camat yang sempat saya 'cut', ingat enggak? Yang tiba-tiba baju putih semua dilantik itu lho. Saya langsung potong kan. Kamu kira, enggak pasang-pasang orang untuk kampanye?" kata Ahok.
Ahok berjanji tidak akan memanfaatkan birokrat pemerintah DKI dalam kampanye pilkada jika dia diizinkan tidak mengambil cuti kampanye. "Sekarang gimana mau gerakin birokrat?" tuturnya.
Ahok mengaku akan membiarkan tindakan Saefullah. Dia tidak mempermasalahkan jika Saefullah membencinya, berkampanye menentang dia, ataupun menggalang massa. "Jangan ketahuan saja. Karena, sebagai PNS, ada sumpah, ada aturan bisa dipecat. Kalau cuma diam-diam galang massa, mau habisin saya macam-macam, silakan saja," katanya.