TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Indonesia Bergerak melakukan aksi demonstrasi menolak kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di depan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, hari ini, Kamis, 22 September 2016.
Dalam aksinya, 44 orang itu membubuhkan cap jempol dengan darah mereka sebagai bentuk protes dan penolakan terhadap Ahok. "Kami percaya, bahwa darah kami tidak sebanding dengan penderitaan dialami oleh rakyat Rawajati. Darah kami mungkin tidak sebanding dengan penderitaan yang dialami warga Luar Batang, tidak sebanding dengan penderitaan oleh rakyat seluruh Jakarta yang mengalami penggusuran," kata Tino Rahardian, juru bicara aksi itu.
Menggunakan sebuah fulpen insulin, mereka menyuntik jempol tangan lalu satu persatu membubuhkan cap di selembar kanvas bertuliskan 'Jempol Darah Tolak Ahok.' Tak lupa mereka membubuhkan tanda tangan masing-masing.
Dalam aksi mulai pukul 10.30 WIB tadi, para demonstran juga membawa spanduk berisi penolakan terhadap Ahok karena kepemimpinannya tak peduli kepada rakyat kecil. Tino menerangkan, mengatakan mereka merupakan perwakilan seluruh kecamatan di Jakarta. "Kami datang dengan 44 orang, mewakili 44 kecamatan," kata dia. Hanya kecamatan dari Kepulauan Seribu yang tidak datang. "Kami agak kesulitan menjangkau Kepulauan Seribu, kami belun bisa menghadirkan mereka," ujar Tino.
Kecaman dari pendemo terkait kebijakan Ahok menggusur pemukiman penduduk Jakarta. Ia menilai kebijakan yang dibuat Ahok lebih banyak merugikan masyarakat. Selain itu, ia menuding Ahok juga merupakan pemimpin yang sara dan pemicu konflik. Karena itu, dalam aksi mereka menyerukan warga Jakarta agar menolak kepemimpinan Ahok. "Mau muslim atau nonmuslim, Budha, Cina, Amerika yang sudah berdomisili di Jakarta, ayo bersama sama kita menolak Ahok," kata Tino.