Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (kanan), memberikan ucapan selamat kepada Sekretaris Darah (Sekda) DKI Jakarta yang baru dilantik, Saefullah, di gedung Balai Kota DKI Jakarta, 11 Juli 2014. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Daerah (Sekda) Jakarta Saefullah sebelumnya digadang-gadang bakal maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) 2017 mendampingi Yusril Ihza Mahendra. Namun, rencana pencalonannya itu dipastikan batal karena tidak ada partai yang mengusung Yusril.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyambut baik pembatalan pencalonan Saefullah itu. "Bagus dong. Berarti aku jadi (masih) punya Sekda. He-he-he," kata Gubernur yang biasa disapa Ahok itu di Balai Kota, Jumat, 23 September 2016.
Menurut Ahok, karier Saefullah di birokrat cukup gemilang. Karena itu dia menjamin tidak mengganti peran Saefullah sebagai Sekda selama kepemimpinannya. "Enggaklah, ngapain gue ganti-ganti, udah cocok," katanya.
Saefullah pernah mengatakan dia siap untuk mendampingi Yusril Ihza Mahendra sebagai calon wakil gubernur dalam pilkada 2017. Sebagai bentuk kesiapannya, Saefullah hadir dalam deklarasi kelompok relawan Yusril yang diberi nama Duta Yusril, beberapa waktu lalu.
Dalam deklarasi tersebut, Yusril mengklaim dia didukung empat partai politik, yaitu Partai Demokrat yang memiliki sepuluh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP) sebanyak sepuluh kursi, partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebanyak enam kursi, dan Partai Amanat Nasional (PAN) sebanyak dua kursi. Yusril menyebut koalisi partai tersebut sebagai poros baru.
Namun, nama Saefullah berangsur redup pasca-pecahnya Koalisi Kekeluargaan, yakni poros Cikeas dan poros Kertanegara. Nama Saefullah tidak disebut kedua poros itu. Bahkan, hingga pertemuan yang digelar kedua poros, Saefullah tidak kunjung dipanggil, meskipun ia pernah menjalani fit and proper test atau uji kepatutan dengan Partai Gerindra untuk jadi pendamping Sandiaga Uno.