Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono didampingi Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan dan angota tim pemenangan Rico Rustombi saat menggelar konferensi pers terkait keputusannya mundur dari militer dan mencalonkan diri di Pilkada DKI Jakarta, Cibubur, 3 Oktober 2016. TEMPO/Ahmad Faiz
TEMPO.CO, Jakarta - Agus Harimurti Yudhoyono telah memutuskan berhenti sebagai Tentara Nasional Indonesia dan terjun ke dunia politik. Ia membantah kabar keputusannya itu atas dasar paksaan atau dorongan dari orang tuanya.
"Itu menyakitkan. Tidak ada orang tua mana pun yang ingin menjerumuskan anaknya sendiri," kata Agus dalam konferensi pers di The Bistro, komplek perumahan Raffles Hills, Cibubur, Senin, 3 Oktober 2016.
Menurut Agus, selama kariernya di militer dia belajar bahwa pengabdian bisa di mana saja. Sebabnya ia memutuskan untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Sebelum memutuskan hal itu, Agus yang tengah berada di Darwin, Australia, sempat memohon petunjuk Tuhan. "Percaya gak percaya, setelah salat istikharah saya dapat petunjuk," tuturnya.
Petunjuk tersebut muncul saat ia berada di barak tentara dan membuka komputer jinjingnya. Agus mengakui dia adalah penyuka kutipan. Tanpa disengaja, kata dia, muncul quote yang membantunya menentukan pilihan. "Kok pas banget dengan yang ada di hati saya," ucapnya.
Masih diliputi dengan keraguan, Agus memutuskan untuk terbang ke Jakarta dan bertemu langsung dengan para petinggi para politik yang memintanya maju di pilkada DKI. "Ternyata muncul nama saya dari tiga parpol. Bahkan Pak SBY kaget."
Tiga partai yang dimaksud Agus ialah Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional yang bergabung dengan Partai Demokrat. Keempat partai ini sepakat membentuk koalisi dan mengusung Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni sebagai pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur.