Survei LSI: Ahok-Djarot Bakal Kalah di Putaran 2  

Reporter

Editor

Erwin prima

Jumat, 7 Oktober 2016 18:16 WIB

Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat saat menjalani pemeriksaan tes narkoba di Badan Nasional Narkotika (BNN) di Jakarta, 25 September 2016. M Iqbal Ichsan/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia memperlihatkan pasangan calon inkumben Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dikalahkan penantangnya jika pemilihan kepala daerah DKI 2017 dilangsungkan saat ini.

"Ini warning untuk inkumben," kata peneliti dari LSI, Ardian Sopa, di kantor LSI, Jakarta Timur, Jumat, 7 Oktober 2016. Sopa mengatakan pertarungan antar-pasangan calon dalam pilkada DKI 2017 potensial berlangsung dua putaran.

Dalam putaran pertama, kata dia, Ahok-Djarot akan unggul dan lolos ke putaran kedua. Namun, ketika head to head pada putaran terakhir itu, survei LSI menyatakan pasangan itu akan kalah jika berhadapan dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. "Pasangan Ahok-Djarot mendapatkan 32,1 persen dan pasangan Anies-Sandi 38 persen," ujarnya.

Sopa mengatakan hasil serupa berlaku jika pasangan Ahok-Djarot berhadapan dengan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Sebanyak 31,9 persen akan memilih pasangan inkumben, sedangkan Agus-Sylvi mendapat dukungan suara 35,1 persen.

Baca:
Bank Indonesia Teliti Uang Dimas Kanjeng, Hasilnya Adalah...
Gatot Brajamusti, Aspat, dan Seks 'Threesome' di Padepokan
Dituding Minta Mahar Rp 10 T ke Ahok, PDIP Lapor Polisi

Menurut Sopa, ada empat alasan pasangan Ahok-Djarot kalah ketika head to head. Salah satunya adanya perpindahan dukungan. Jika Agus-Sylvi gagal melaju ke putaran kedua, pendukung mereka lebih banyak mengalihkan dukungan ke Anies-Sandi dengan persentase 64,3 persen. "Pendukung Agus yang pindah ke Ahok 14,3 persen," tuturnya.

Dia mengatakan simulasi head to head Ahok-Djarot dan Agus-Sylvi akan membuat pendukung Anies sebesar 59,1 persen beralih ke Agus. Sedangkan yang pindah mendukung Ahok hanya 8,6 persen.

Alasan kedua, dia menyebutkan, Anies dan Agus unggul dalam kategori pemilih muslim. Ahok-Djarot hanya mendapat dukungan dari pemilih muslim 28,9 persen jika berhadapan dengan Anies-Sandi, yang mendapat 40,3 persen. Ahok-Djarot juga kalah suara (28,4 persen) dari Agus-Sylvi, yang unggul pemilih muslim sebesar 37,4 persen.

Sopa melanjutkan, alasan ketiga Ahok-Djarot kalah pada putaran kedua adalah jumlah pemilih non-Cina lebih besar. Survei menunjukkan pemilih yang tidak ingin gubernur dari etnis Tionghoa meningkat dari 30 persen pada Maret 2016 menjadi mendekati 50 persen pada bulan ini.

Alasan terakhir, Sopa menyatakan, membesarnya sentimen anti-Ahok terkait dengan kebijakan dan kepribadiannya meningkat dari angka 25 persen pada Maret lalu menjadi 38,6 persen pada Oktober.

Sopa mengaku tidak bisa menentukan satu dari keempat faktor tersebut yang paling dominan menjadi alasan Ahok-Djarot bisa kalah pada putaran kedua. Namun, bila dipaksakan, dia menyatakan faktor paling kuat adalah sentimen agama. "Makanya kami state Ahok dikalahkan isu agama. Soal kebijakan ada, tapi porsinya tidak besar," katanya.

FRISKI RIANA

Berita terkait

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

2 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

3 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

6 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

8 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

37 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

37 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

52 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

55 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

56 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

56 hari lalu

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.

Baca Selengkapnya