Detik-detik Penggerebekan Teroris Tangsel Versi Tetangga
Editor
Mustafa moses
Kamis, 22 Desember 2016 00:27 WIB
TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Endang, 26 tahun, kaget ketika segerombol anggota Densus 88 melewati depan rumahnya pagi tadi, Rabu, 21 Desember 2016. Ia mengatakan saat itu ia tengah mengaso di depan rumahnya di Kampung Curug, Tangerang Selatan.
Saat itulah ia melihat polisi yang merangsek ke kontrakan terduga teroris di kawasan itu. "Empat polisi langsung masuk ke rumah, sisanya nunggu di luar. Mereka pake rompi Densus," kata Endang saat ditemui di lokasi penggerebekan, Rabu, 21 Desember 2016.
Saat penyergapan itu, kata Endang, dua terduga teroris tersebut sedang bersantai sambil minum kopi bersama tetangganya di depan kontrakan. Sementara satu orang lagi berada di dalam rumah. Saat polisi datang, mereka langsung bergegas masuk ke kontrakan.
"Mereka sedang ngopi berempat sama dua tetangga kontrakannya Pas dua tetangganya mengembalikan gelas ke warung, polisi datang langsung menyergap," kata keponakan pemilik kontrakan itu.
Ketika ditanya tentang polisi yang memberikan peringatan, Endang membantahnya. Menurut Endang, polisi langsung merangsek sesaat setelah tiba. "Enggak ada peringatan, cuma memang sambil lari bilang, ‘Polisi... Polisi...’,” katanya, menirukan ucapan polisi.
Tak lama kemudian, kata Endang, polisi langsung meminta warga sekitar masuk ke rumah. Mereka menduga agar tak terkena peluru nyasar. Polisi terlibat baku tembak dengan para terduga teroris.
Setelah baku tembak selesai dan terduga teroris tersebut dipastikan tewas, warga sekitar langsung dievakuasi menjauh dari lokasi. Adapun ketiga terduga teroris itu adalah Irawan, Helmi, dan Omen. Tim Gegana menemukan sejumlah bom pipa yang ditaruh di dalam beberapa ransel.
Sejak pukul 12.22 WIB dentuman keras terdengar sebanyak 12 kali. Diduga dentuman tersebut berasal dari bom yang diledakkan secara terurai oleh tim penjinak bom Polri.
Hingga pukul 19.35 WIB, tim gegana dan tiga ambulans yang membawa jasad terduga teroris meninggalkan lokasi. Warga sekitar pun diizinkan kembali ke rumahnya masing-masing.
INGE KLARA