Libur Imlek Museum Benteng Tangerang Ramai Dikunjungi

Reporter

Editor

Budi Riza

Minggu, 29 Januari 2017 09:05 WIB

Warga keturunan Tionghoa memberikan "angpao" kepada salah satu Barongsai di Klenteng An Tjeng Bio, Indramayu, Jawa Barat, 27 Januari 2017. Pertunjukan barongsai tersebut digelar dalam rangka menyambut tahun baru Imlek 2568. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Tangerang -- Perayaan Imlek yang jatuh pada Sabtu 28 Januari 2017 membuat Museum Benteng Heritage ramai dikunjungi wisatawan. Mereka ingin menyaksikan dari dekat peninggalan sejarah yang tersimpan dalam musium.


Apalagi lokasinya berada tak jauh dari Klenteng Boen Tek Bio di kawasan Pasar Lama Kota Tangerang. Pada perayaan Imlek tak kurang 3000-umat bersembahyang di klenteng tua itu.

Sama menariknya dengan bangunan klenteng yang dibangun pada abad 17, Musium Benteng Heritage juga menjadi musium Tionghoa peranakan pertama di Indonesia yang diakui UNESCO. Tidak hanya isi museum yang merupakan koleksi si empunya Udaya Halim, 58 tahun namun bangunan kuno ini menjadi daya tarik tersendiri.

Menurut Robi, pemandu museum, para pengunjung beragam usia dan berbagai kalangan, ada perorangan adapula rombongan anak sekolah maupun komunitas atau mahasiswa. Mereka mengadakan penelitian. Wisatawan macanegara juga kerap mengunjungi musium.

"Tahun ini belum kami hitung, ada peningkatan memang menjelang Imlek apalagi media televisi yang antri, hari biasa kebanyakan rombongan anak sekolah dan komunitas,"kata Robi, Ahad 29 Januari 2017.

Menilik data grafik pengunjung,Tempo melihat catatan yang ditunjukan petugas musium bernama Dani, pada tahun 2016 setiap bulan pengunjung rata-rata 400-an orang, bahkan pada Maret tahun lalu mencapai 669 pengunjung.

Lokasi museum yang menjorok ke dalam gang di jalan Sulame ditempuh dari jalan Ki Asnawi kawasan Pasar Lama tidak menyurutkan para pengunjung. Mereka masuk melalui pasar tradisional. Aktivitas pasar terlihat hingga depan museum.

Museum itu merupakan bangunan kuno yang dibangun sekitar tahun 1684 bersamaan dengan dibangunnya Kelenteng Boen Tek Bio. Berdirinya musium karena peran Udaya Halim, warga peranakan Tionghoa, yang menghabiskan masa kecil di jalan Sulame.

Demi menyelamatkan sejarah, Udaya membeli bangunan kuno yang kondisinya saat itu amburadul pada tahun 2009. Pria yang hobi fotografi dan bergelut dalam usaha kursus bahasa Inggris itu lalu merestorasi bangunan menjadi sebuah museum kebanggaan warga Kota Tangerang.

Udaya bahkan tidak mengubah bangunan sedikitpun, justru mempertahankan dinding bata, lantai atas dan pintu serta jendela berbahan kayu jati. "Lantai terakota bawah dan teras juga saya pertahankan,"katanya kepada Tempo.

Benteng Heritage yang diresmikan.pada 11 November 2011 saat ini menjadi musim warisan budaya peranakan Tionghoa.

"Merestorasi bangunan yang kondisinya sudah berantakan butuh tantangan, orang bilang saya sudah gendheng (edan). Saya mengadakan riset, mengumpulkan artefak-artefak hingga menjelajahi 30 musium diantaranya Australia, Taiwan, Singapura, Malaka. Dibenak saya pokoknya museum, museum, museum,"kata Udaya yang tidak mau menyebutkan nilai investasi yang telah dia keluarkan.

Tidak tanggung-tanggung Udaya juga menyempatkan mengikuti modul kuliah dari Museum Study di Edith Cowan University Perth Australia.

Udaya pun mengisi museum dengan benda-benda kuno seperti menempelkan lempengan batu prasasti tangga jaman peninggalan tahun 1920, kebaya encim bordir dan batik yang dbuat awal abad 20 oleh warga Tangerang.


Ada lagi dompet mote pengantin, ban pinggang motif killin abad 19. Koleksi lainnya adalah dachin atau opium scales buatan Indonesia, Tiongkok, Jepang dan Korea abad 19 dan 20.

Selain benda koleksi kuno di atas bangunan bagian tengah ada relief yang menceritakan karakter Jendral Kwan Kong yang setia, jujur dan gagah berani.


"Waktu sebelum restorasi warnanya kusam nyaris tak terlihat, kemudian dibersihkan dan warna cat asli terlihat cerah warna nya didominasi hijau tosca, merah, putih dan kuning gading,"kata Udaya.

Sebelum menjadi musium, rumah ini sebelumnya dijadikan tempat perkumpulan komunitas Tionghoa, ini ditunjukan tidak ada bangunan kamar dan dapur.


Ciri khas bangunan Tionghoa ini terdiri atas bangunan utama di tengah, diapit dua bangunan di kiri dan kanan, serta bangunan belakang yang lebih tinggi. Pada atas atapnya berbentuk pelana kuda.


Advertising
Advertising

AYU CIPTA

Berita terkait

Anies Baswedan Siapkan Angkutan bagi Warga dalam Grebek Museum

1 Maret 2018

Anies Baswedan Siapkan Angkutan bagi Warga dalam Grebek Museum

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta agar gerakan berkunjung rutin ke museum atau yang lebih dikenal dengan sebutan Grebek Museum, digencarkan.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Siapkan Bus Gratis Ajak Warga Berwisata ke Museum

1 Maret 2018

Anies Baswedan Siapkan Bus Gratis Ajak Warga Berwisata ke Museum

Program Gerebek Museum , yang diiniasi Anies Baswedan, berupaya menyediakan bus gratis membawa penduduk dari 2700 rukun warga di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Minta 2.700 RW Kerahkan Warganya Gerebek Museum

1 Maret 2018

Anies Baswedan Minta 2.700 RW Kerahkan Warganya Gerebek Museum

Program Gerebek Museum yang digagas Anies Baswedan bakal melibatkan 2.700 RW untuk mengerahkan warganya mengunjungi 72 museum di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Museum di St Petersburg Simpan Aneka Foto dan Kerajinan Indonesia

1 Maret 2018

Museum di St Petersburg Simpan Aneka Foto dan Kerajinan Indonesia

The Kunstkamera, sebuah muesum, di St. Petersburg menyimpan sejumlah koleksi foto-foto maupun koleksi kerajinan asli sejumlah daerah Indonesia.

Baca Selengkapnya

Legiun Bungo, Museum Baru di Jambi

17 Januari 2018

Legiun Bungo, Museum Baru di Jambi

Generasi muda bisa belajar tentang sejarah dan pejuang Provinsi Jambi di museum ini.

Baca Selengkapnya

Museum Bahari Kebakaran, Penyebab Belum Diketahui

16 Januari 2018

Museum Bahari Kebakaran, Penyebab Belum Diketahui

Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan, Jakarta Utara, dilanda kebakaran pada Selasa pagi, 16 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

3 Museum Makanan Eropa yang Menggoda Selera

8 Januari 2018

3 Museum Makanan Eropa yang Menggoda Selera

Museum makanan di Eropa ini sangat unik dan menggoda selera.

Baca Selengkapnya

Museum Tsunami Aceh Dikunjungi Lebih 700 Ribu Wisatawan Pada 2017

4 Januari 2018

Museum Tsunami Aceh Dikunjungi Lebih 700 Ribu Wisatawan Pada 2017

Banyak wisatawan yang berkunjung ke Museum Tsunami Aceh pada Mei dan Desember 2017.

Baca Selengkapnya

Cerita Menikmati Libur Tahun Baru di Museum Bank Indonesia

2 Januari 2018

Cerita Menikmati Libur Tahun Baru di Museum Bank Indonesia

Libur merayakan tahun baru masih berlangsung, pilihan tempat liburan cukup bervariasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kehidupan Putera-Puteri Keraton di Museum Ullen Sentalu

24 Desember 2017

Mengenal Kehidupan Putera-Puteri Keraton di Museum Ullen Sentalu

Museum Ullen Sentalu memiliki beberapa ruangan yang menyimpan berbagai koleksi keluarga istana di Tanah Jawa

Baca Selengkapnya