Terminal Pulogebang Sepi, Pengamat: Jadikan Saja Pusat Bisnis

Reporter

Editor

Ali Anwar

Jumat, 24 Februari 2017 09:37 WIB

Sejumlah bus terparkir di Terminal Pulogebang, Jakarta, 22 Desember 2016. Terminal Pulogebang yang pengelolaannya berubah dari Unit Pelayanan Teknis (UPT) menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BULD). ANTARA/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar transportasi Darmaningtyas menilai lahan di Kelurahan Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, seluas 12,6 hektare tak layak dijadikan Terminal Terpadu Pulogebang. Sebab, kendaraan angkutan umum di terminal itu tak mudah diakses.

“Sebab, kalau dijadikan terminal, lokasi itu tidak layak, lebih baik dijadikan sentral perdagangan,” kata Darmaningtyas seusai acara Forum Group Discussion (FGD) bertemakan “Kesiapan dan Transisi Terminal Bus Pulogebang” di Hotel Borobudur, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis, 23 Februari 2017.

Baca
: Jauh dari Akses Angkutan, Terminal Pulogebang Diminta Dikaji Ulang

Menurut Darmaningtyas, pembangunan seperti itu lebih sesuai dijadikan pusat bisnis. Ia berharap pembangunan berfokus pada pengembangan bisnis, tapi dengan tetap memanfaatkan terminal sebagai sarana penunjang. Sebab, penumpang bus mayoritas berasal dari golongan menengah ke bawah yang akan menghemat pengeluaran.

“Tidak akan laku. Kalau sekarang tenant-tenant-nya itu sebagai sarana penunjang terminal, saya harap di balik, tenant-tenant itu utamanya, terminal sebagai penunjang sentral industri. Akhirnya nanti, banyak orang yang ke situ, berarti kan butuh angkutan,” ujar Darmaningtyas.

Darmaningtyas menilai pembangunan Terminal Terpadu Pulogebang tergolong mahal, sehingga harus disubsidi pemerintah. Terminal yang diklaim sebagai terminal terbesar di Asia Tenggara ini memakan biaya Rp 450 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.

Darmaningtyas menganggap lebih baik pemerintah daerah menyerahkan bisnis bus kepada perusahaan otobus (PO) ketimbang memberi subsidi. “Sesuatu yang menurut saya itu tidak urgent. Malah akan menambah subsidi negara untuk hal yang tidak perlu, karena biaya operasionalnya jauh lebih tinggi dibanding pemasukannya,” tuturnya.

Karena itu, Darmaningtyas menyarankan Terminal Terpadu Pulogebang dijadikan sentral perdagangan di Jakarta Timur sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) Jakarta 2010-2030. “Salah satu caranya, pindahkan sebagian aktivitas grosir di Tanah Abang ke Terminal Pulogebang,” ucapnya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andriansyah mengatakan Terminal Terpadu Pulogebang dibangun di atas lahan 12,6 hektare dengan luas bangunan 5,4 hektare. Di sana, ada empat bangunan utama, yakni Gedung A dan Area E (zona pengendapan), Gedung B (zona penumpang yang sudah memiliki tiket atau area keberangkatan), Gedung C (zona perpindahan atau area kedatangan dan kantor), serta Gedung D (halte bus rapid transit atau BRT).

Gedung A digunakan sebagai area istirahat awak bus, parkir bus, dan bengkel dengan luas sekitar 1.000 meter persegi. Gedung B dipakai sebagai area ruang tunggu penumpang dan keberangkatan bus AKAP seluas 2.000 meter persegi. Gedung C merupakan area kedatangan bus AKAP dan bus dalam kota dengan luas 2.900 meter persegi. Sedangkan Gedung D didesain memiliki dua jalur untuk keberangkatan dan kedatangan bus Transjakarta.

Baca juga
: Pemerintah Sediakan 26 Bus Pengumpan ke Terminal Pulogebang

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga menyediakan 150 unit tempat bisnis komersial yang terdiri atas 54 unit food court dan 96 kios. “Pemanfaatan kios bekerja sama dengan PD Pasar Jaya dengan sistem penugasan selama tiga bulan untuk menarik penumpang,” ujar Andriansyah.

LANI DIANA | ALI ANWAR




Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

10 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

Bandara Sam Ratulangi di Manado masih ditutup imbas erupsi Gunung Ruang. Semua penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

15 hari lalu

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

Kemenhub menyatakan pergerakan penumpang angkutan umum pada arus balik dan hari pertama kerja usai libur Lebaran masih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

17 hari lalu

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

Salah satu poin yang membuat masyarakat meminati travel gelap adalah layanan door to door.

Baca Selengkapnya

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

17 hari lalu

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

Mobil berpelat hitam yang diduga dioperasikan sebagai angkutan umum ilegal atau travel gelap masih dengan mudah ditemui di kawasan Cawang UKI

Baca Selengkapnya

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

23 hari lalu

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

Kemenhub mencatat pengguna angkutan umum sudah mencapai 1.181.705 orang selama H-3 Lebaran, atau Minggu, 7 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

26 hari lalu

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

Satu juta lebih pemudik menggunakan angkutan umum hingga Jumat, 5 April. Naik 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

39 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

58 hari lalu

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

Polda Metro Jaya berharap masyarakat akan lebih sadar dan patuh terhadap aturan lalu lintas.

Baca Selengkapnya

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

6 Januari 2024

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

Mereka melakukan perjalanan melalui Eropa, Kazakhstan, Cina, Laos, Thailand dan Indonesia, lalu mencapai Dili, Timor Leste tanpa naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

28 Desember 2023

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat menggelar pengecekan kelaikan angkutan umum jelang Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya