Pemadam Kebakaran, dari Soal Api sampai Cincin di Jari
Editor
Juli Hantoro
Senin, 6 Maret 2017 19:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Telepon kantor Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat berdering pada Senin siang, 6 Maret 2017. Di ujung telepon, ada permintaan seorang warga Jakarta yang telepon genggamnya tercebur di selokan dekat Taman Ismail Marzuki. Meski terdengar sepele, petugas bergegas menuju lokasi untuk membantu warga.
Hal-hal yang dianggap sepele itu justru tak dianggap main-main. Petugas bergegas membantu warga. Kepala Seksi Penanganan Kebakaran dan Keselamatan Suku Dinas Kebakaran Jakarta Timur Gatot Sulaiman mengisahkan, pihaknya kerap menerima permintaan tolong dari warga yang jauh dari sekadar urusan api.
Seperti pada Minggu, 25 Februari 2017, warga Depok bernama Santi, 31 tahun, mendatangi kantor Suku Dinas Kebakaran Jakarta Timur. Perempuan itu tidak ingin melaporkan kejadian kebakaran, tapi meminta petugas melepaskan cincin yang terpasang di jarinya.
Petugas tetap melayani Santi. Kondisi jari tangan Santi saat itu sudah terlihat bengkak. "Petugas yang membantu warga saat itu adalah Aris Marianto, Kepala Regu Rescue Kompi A. Ia akhirnya memutuskan cincin menggunakan gergaji kecil berukuran 15 sentimeter tanpa melukai jari. Proses pengerjaan memakan waktu setengah jam."
Mengenai biaya pengerjaan, Gotot menyatakan gratis. "Dengan warga mengucapkan terima kasih, kami sudah senang dapat membantu yang membutuhkan pertolongan kami."
Tugas pemadam kebakaran di DKI Jakarta kini memang kian beragam. Selain memadamkan si jago merah, berbagai tugas penyelamatan mereka lakukan. Menurut Kepala Bidang Penyelamatan Suku Dinas Kebakaran Jakarta Pusat Madanih, masyarakat tidak mau tahu, pemadam yang harus turun.
"Ada kabar pohon tumbang, orang tenggelam, orang mau bunuh diri, pasti datangnya ke pemadam, kenapa? Masyarakat lebih jeli, lebih tahu siapa yang turun ke lapangan," kata Madanih saat ditemui di kantornya, Rabu, 1 Maret 2017.
Pertolongan terhadap orang yang hendak bunuh diri dari tempat ketinggian juga harus dilakukan. Mohamad Wiyanto, Kepala Regu Transportasi Gawat Darurat, pernah bertugas menyelamatkan nyawa orang yang hendak bunuh diri. "Kami melakukan berbagai cara, mulai membujuk secara persuasif hingga akhirnya menarik dari belakang," ucap Wiyanto, yang pernah dikirim ke Singapura untuk mewakili Indonesia dalam skill competition untuk para pemadam.
Pada 1 Maret lalu, pemadam kebakaran merayakan ulang tahunnya yang ke-98. Seiring bertambahnya usia pemadam kebakaran, semakin banyak pula tugas yang menanti.
MARIA FRANSISCA