Ilustrasi perempuan membuka usaha restoran. Shutterstock.com
TEMPO.CO, Serpong - Pemerintah Kota Tangerang Selatan menjalin kerja sama dengan pemerintah kota Daejon, Korea Selatan. Hal ini ditandai dengan kunjungan dari Korea International Coorporation Agency (KOICA) ke Pemkot Tangsel hari ini.
Kerja sama antara kedua kota itu sebetulnya sudah terjalin lama terutama dalam pengembangan usaha kecil menengah. "Namun diakui di Tangsel pengembangannya masih dilakukans secara tradisional. Sehingga UKM di Tangsel masih belum dapat meningkatkan nilai jualnya," kata Kepala Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Sri Setiawati di Serpong, Selasa 7 Maret 2017.
Menurut Sri jika UKM sudah memanfaatkan teknologi maka pengembangan usahanya akan lebih efektif dan efisien. "Dengan teknologi akan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak," kata Sri. Puspiptek, kata Sri, siap memberikan pendampingan kepada Pemkot Tangsel baik dari tenaga ahli maupun fasilitas teknologi yang ada di lembaganya.
Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengakui masih tertinggalnya kualitas sumber daya manusia di wilayahnya ketimbang yang ada di Kota Daejon. "Daejon itu kota industri," kata Benyamin.
Benyamin mengatakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Pemkot Tangsel pada tahun ini memulai pembangunan pusat inovasi di Jalan Kapten Soebianto, Serpong.
"Innovation Center akan menjadi pusat pengembangan dan pendidikan serta pelatihan bagi Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM). Anggaran yang disiapkan adalah sekitar Rp 100 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tangsel. Inovation Center akan dilengkapi dengan pengembangan teknologi sehingga dapat membuat UKM semakin maju lagi," kata Benyamin.
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
27 Februari 2024
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
14 Juli 2023
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.