Cerita Anak Hindun Pasca-kematian Sang Ibu

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Senin, 13 Maret 2017 23:38 WIB

Hindun, 77 tahun, warga Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, yang meninggal pada 6 Maret 2017, menurut keluarganya tidak disalati warga setempat karena saat Pilkada DKI lalu memilih pasangan Ahok-Djarot. Keluarganya menyatakan ini pada 11 Maret 2017. Tempo/Avit Hidaya

TEMPO.CO, Jakarta - Anak dari almarhumah Hindun, Sunengsih atau Neneng, 47 tahun, mengaku mendapatkan pesan berantai yang berisi sindiran untuk ibunya karena mendukung pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat. Pesan singkat itu, kata Neneng, cukup membuat dirinya sedih setelah kehilangan ibunya.

"Kita semua (sekeluarga) sakit hati ya. Setelah ibu saya enggak ada, lalu dikirimi pesan seperti ini. Tadinya sudah adem, 'mengkel' otak saya dan kakak-kakak saya. Cuma, saya bilang jangan dibalas, begitu," ujar Neneng saat dijumpai di rumahnya, Jalan Karet Karya II, Setia Budi, Senin, 13 Maret 2017.

Neneng mengatakan, pesan berantai itu ia dapatkan dari sebuah grup obrolan sebuah sekolah pendidikan usia dini (PAUD). Kebetulan, dalam grup itu keponakannya yang bernama Yenni menjadi salah satu murid, sementara itu kakaknya merupakan wali murid di sekolah itu.

"Setelah sehari ibu saya enggak ada, saya dikirimi ini. Keponakan saya sekolah di Paud Bunda," ujar Neneng. Ia pun tak menyangka bahwa pesan berantai itu kemudian menjadi viral dan ramai diperbincangkan. Keesokan harinya, Neneng mengaku banyak awak media mencari dirinya.

"Keponakan saya dikirimi (pesan itu) pada saya. Padahal, sebelumnya tidak ada percakapan lain. Setelah ibu saya enggak ada kan, dikirim seperti itu. Artinya kan sindir ibu saya. Kalau saya cerita, nanti dikira politik lagi," ujar Neneng.

Dalam pesan berantai tersebut menampilkan dua sosok pocong tengah menyesal telah karena telah mendukung Ahok-Djarot. Keduanya saling berbincang dan saling mengolok-olok.

Neneng sendiri menyayangkan sikap guru dari keponakannya yang masih kecil itu. Padahal, Neneng menilai seharusnya seorang guru tak bersikap begitu, tetapi harus netral.

Sementara itu, Neneng bercerita awal mula kenapa akhirnya Hindun disebut-sebut sebagai pendukung Ahok-Djarot. Padahal, dengan kondisi tubuh Hindun yang sakit-sakitan tidak mungkin membuat perempuan renta itu berpikir politik.

Neneng menuturkan, saat Pilkada DKI Jakarta putaran pertama, seorang, petugas tempat pemungutan suara (TPS) mendatangi rumahnya untuk memberikan hak suara Nenek Hindun untuk memilih. Saat itu, kondisi fisik Hindun sedang sakit dan tidak bisa berjalan.

"Ibu saya sakit, enggak bisa jalan. Digelar lah itu kertas (surat suara). Itu awalnya. Saya perkiraan (penyebab pesan berantainya) ke situ. Kebetulan ibu saya coblos itu (Ahok-Djarot). Kami kan rakyat biasa," ujar Neneng.

LARISSA HUDA



Berita terkait

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

27 November 2023

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.

Baca Selengkapnya

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

30 September 2023

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal

Baca Selengkapnya

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

14 Februari 2023

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

11 Februari 2023

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.

Baca Selengkapnya

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

11 Februari 2023

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.

Baca Selengkapnya

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

6 Februari 2023

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

6 Februari 2023

Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

Fadli Zon mengakui membikin draft perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017. Soal utang, Fadli tak mau bicara.

Baca Selengkapnya

Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

31 Januari 2022

Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

Anies Baswedan bercerita tentang dukungan yang diberikan Haji Lulung kepadanya dalam Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

20 November 2021

MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

Taufik menyampaikan penyerang ini selalu mengatakan bahwa Anies Baswedan memenangkan Pilkada, karena politik identitas.

Baca Selengkapnya

Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

20 Mei 2021

Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

Rizieq Shihab mengklaim perkara yang menjeratnya bukanlah kasus hukum melainkan politik. Ia kemudian berkisah tentang Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya