Seorang pekerja PT. Kereta Api Indonesia Daop V Purwokerto sedang mermperbaiki kaca jendela kereta api pascakisruh bonek vs warga Solo (26/1). 332 kaca jendela pecah, total kerugian mencapai Rp 110 juta. TEMPO/Aris Andrianto
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menemukan 43 kasus pelemparan batu pada kereta api yang melintas sepanjang 2016.
"Kalau dirata-rata, sebulan empat kali, seminggu sekali," ujar Manager Public Information Care PT KAI Suprapto kepada media di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin, 20 Maret 2017.
Suprapto menjelaskan, aksi itu merugikan fasilitas milik perusahaan dan penumpang dalam hal keselamatan.
Selama ini, PT KAI kerap mengalami kerugian sarana, terutama kaca.
Di daerah operasi I Jakarta, wilayah rawan pelemparan batu ditemukan di tujuh titik, antara lain Stasiun Lenteng Agung- Tanjung Barat, Stasiun Universitas Indonesia (UI)-Universitas Pancasila, dan Stasiun Klender-Cipinang.
Untuk menekan tindakan tersebut, PT KAI mengundang anak-anak yang rumahnya di sekitar lintasan kereta api di daerah operasi I Jakarta.
Acara ini bertepatan dengan Hari Dongeng Sedunia. PT KAI mengajak anak-anak menyadari keselamatan, terutama di sekitar lintasan kereta. Salah satu pesan yang disampaikan adalah tidak boleh melempar batu ke kereta yang sedang melintas.