Buruh membakar karangan bunga untuk Ahok-Djarot dalam aksi demo memperingati Hari Buruh Internasional di Jalan Merdeka Barat, Jakarta, 1 Mei 2017. Mereka tampak mengumpulkan dan membakar puluhan karangan bunga milik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menampik tudingan bahwa relawan atau pendukungnya masih belum bisa menerima kekalahannya dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta putaran kedua.
Menurut Ahok, sikap legawa pendukungnya itu tampak dari tidak adanya aksi protes massal atau tindak kekerasan. Sikap lapang dada pendukungnya juga tampak dari kiriman ribuan karangan bunga ke Balai Kota sejak Jumat dua pekan lalu.
Kiriman tersebut berjejer di halaman Balai Kota hingga mengitari sepanjang Monumen Nasional. Kalimat yang dituliskan pun mengandung unsur motivasi dan jenaka. "Siapa bilang belum move on, semua oke kok. Yang pasti enggak ada kekerasan," ujar Ahok di Balai Kota, Kamis, 4 Mei 2017.
Ahok justru menyindir pihak-pihak yang tidak senang atas kiriman bunga untuk dia dan wakilnya, Djarot Saiful Hidayat. Bahkan sikap yang sangat disayangkan Ahok sampaikan kepada buruh yang melakukan aksi membakar karangan bunga saat berdemonstrasi pada Hari Buruh, 1 Mei lalu. "Yang enggak move on itu yang bakar-bakar bunga, he-he-he," kata Ahok.
Berdasarkan hasil hitung cepat, pasangan Ahok dan Djarot kalah dengan jumlah selisih suara yang cukup signifikan. Ahok dan Djarot harus mengakui kekalahan mereka oleh lawan politiknya, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Kekalahan Ahok dan Djarot juga semakin diperkuat dengan hasil rekapitulasi penghitungan suara tingkat provinsi oleh Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta pada Ahad pekan lalu.
Perolehan suara terbanyak diraih Anies-Sandi dengan 3.240.987 suara atau setara 57,96 persen. Ahok dan Djarot memperoleh 2.350.366 suara atau setara 42,04 persen. Atas kekalahan itu, posisi Ahok akan digantikan Anies pada Oktober mendatang.