Peluk Peti Jenazah Bripda Taufan, Asiah: Ya Allah..., Ya Allah...
Editor
Elik Susanto
Kamis, 25 Mei 2017 11:38 WIB
TEMPO.CO, Bekasi - Asiah, ibu kandung Bripda Taufan Tsunami, tak kuasa menahan tangis di hadapan peti jenazah anaknya yang menjadi korban bom Kampung Melayu. Jenazah Bripda Taufan tiba di rumah duka di Bekasi pada Kamis pagi, 25 Mei 2017.
Taufan meninggal bersama dua anggota Unit 1 Peleton 4 Kepolisian Daerah Metro Jaya. Mereka terkena ledakan bom bunuh diri saat menjalankan tugas di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Bom kemasan panci tersebut meledak di dekat halte Transjakarta, Kampung Melayu, Rabu, 24 Mei 2017, sekitar pukul 21.00 WIB.
Baca:
Bom Bunuh Diri Kampung Melayu, Serpihannya Mirip Bom Panci
Asiah terus terisak-isak menahan tangis sambil memeluk peti jenazah anaknya yang berusia 23 tahun tersebut. Asiah, 55 tahun, terus memanggil-manggil nama anaknya sambil menyebut nama Tuhan. "Ya Allah..., Ya Allah...," ucap Asiah di rumahnya di Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi.
Busono Heri, ayah Taufan, lebih banyak merenung di teras rumah. Tatapannya kosong. "Bapaknya belum bisa diajak ngomong, masih syok," kata Obing Riandi, 52 tahun, paman Taufan. Busono, 60 tahun, sangat sedih atas kematian anaknya.
Baca:
Akibat Bom Kampung Melayu, 2 Polisi Terganggu Pendengarannya
Sekitar pukul 09.30, jenazah Taufan disalatkan di teras rumah. Teras dipilih karena lebih luas dibanding ruang di dalam rumah bila dipakai menyalati jenazah. Ratusan polisi, kerabat, dan teman-teman korban bergantian menyalati jenazah.
Taufan merupakan polisi aktif yang berdinas di Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya. Jenazah dimakamkan di Pondok Rangun dengan upacara kedinasan. Kepala Kepolisian Resor Bekasi Kota Komisaris Besar Hero Henrianto menjadi instruktur dalam upacara itu. Polisi terus mengusut jaringan pelaku bom Kampung Melayu.
ADI WARSONO