TEMPO Interaktif, Jakarta:Warga Kota Tangerang kesulitan mendapatkan minyak tanah selama sebulan terakhir. Tempo hari ini menyaksikan antrian panjang mulai pagi hingga siang di sejumlah pangkalan dan eceran minyak tanah. Jerigen kosong tampak berjejer sejak pagi.Di pangkalan minyak milik pasangan Rasad dan Ny Uun di Jalan KH Hasyim Ashari, Pabuaran Indah, Cipondoh, Tangerang, sejak pukul 07.00 WIB antrian untuk mendapatkan minyak tanah sudah terjadi. Bahkan sejumlah warga maupun pedagang eceran mengaku sudah 2,5 jam mengantri. "Dalam sebulan biasanya saya memperoleh delapan kali, tapi sejak sebulan ini untuk dapat dua kali sebulan saja sulit," ujar Hendra, pedagang eceran. Firman, pedagang eceran asal Kelurahan Poris Plawad, Cipondoh, mengaku pusing dengan kelangkaan minyak tanah ini. "Katanya sih jatah Delevery Order dikurangi, kalau begini terus kasihan dong rakyat yang sehari-hari menggunakan minyak tanah," katanya.Kelangkaan minyak ini juga berdampak pada pedagang makanan seperti Anis (40), penjual nasi di kelurahan Babakan, Kecamatan Cikokol. Sejumlah pedagang lauk pauk terpaksa tak jadi jualan. "Warung banyak yang tidak jualan lantaran mereka kesulitan memperoleh minyak tanah," kata Anis saat mengantri minyak. Warga setempat pun merasa rugi. Biasanya mereka memperoleh 70 hingga 100 liter per bulan. Namun untuk mendapatkan jatah 20 liter sudah sangat sulit. Sejak kelangkaan minyak terjadi, harga eceran tertinggi minyak tanah di warung-warung pun naik. Harganya naik dari Rp 2.300/liter menjadi Rp 2.800/liter. Bahkan ada yang menjual Rp 3.300/liter.JONIANSYAH