Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan memperlihatkan foto barang-barang korban perampokan Pulomas saat memberi keterangan pers di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta, 28 Desember 2016. Dua pelaku yang berhasil diamankan yaitu Ramlan Butarbutar alias Pincang dan Erwin Situmorang, satu di antaranya dinyatakan tewas dalam penangkapan. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Mochamad Iriawan menduga pelaku teror di Mabes Polri membawa kartu tanda penduduk palsu. "Laporan itu dari tim kami di lapangan," kata Iriawan di Trunojoyo, Sabtu dinihari, 1 Juli 2017.
Seorang lelaki melakukan teror di Mabes Polri dan menusuk dua anggota Brigade Mobil di Masjid Falatehan dekat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Jalan Palatehan, Jakarta Selatan. Teror itu dilakukan setelah salat isya, Jumat, 30 Juni 2017.
Walau begitu, timnya masih menyelidiki identitas pelaku. Di dompet pelaku ditemukan karta tanda penduduk atas nama Mulyadi dengan tempat tanggal lahir Lasi, 24 April 1989. Mulyadi beralamat di Pagaulan RT 012 RW 005 Kelurahan Suka Resmi, Kecamatan Cikarang Selatan, Bekasi.
Ia beragama Islam dan pekerjaan sebagai pelajar atau mahasiswa. Statusnya pun belum kawin. "Kami sudah kirim tim ke rumahnya," kata Iriawan.
Iriawan pun melakukan olah tempat kejadian perkara ulang. Menurut Irawan, di lokasi kejadian terdapat tas kecil pelaku yang berisi pisau, power bank beserta kabelnya, parfum, dan tiga baju.
Awalnya, polisi mengira pelaku menggunakan sebuah sepeda motor saat hendak ke masjid. Namun setelah ditelusuri, sepeda motor itu milik seorang petugas dinas sosial, yang juga tidak sengaja sedang beribadah di tempat itu. "Kami masih dalami apakah pelaku datang menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum," katanya.
Saat ini, dua orang korban teror di Mabes Polri dan seorang pelaku sudah di Rumah Sakit Polri. Dua korban mendapatkan perawatan lebih lanjut serta pelaku sudah ditempatkan di kamar jenazah.