Hary Tanoesoedibjo Minta Dampak Pesan Singkatnya Dibuktikan  

Reporter

Editor

Ali Anwar

Jumat, 7 Juli 2017 19:46 WIB

Hary Tanoesoedibjo memberikan keterangan kepada awak media usai menjalani pemeriksaan di Direktorat Tindak Pidana Siber (Tipidsiber) Bereskrim Polri, Jakarta, 12 Juni 2017. TEMPO/Rizki Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Hary Tanoesoedibjo, tersangka kasus dugaan ancaman melalui pesan singkat (SMS) terhadap Kepala Sub-Direktorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejaksaan Agung Yulianto, mengatakan pesan singkat yang dikirim adalah kalimat jamak dan sifatnya umum.

"Jika soal pesan singkat seperti itu membuat seseorang merasa terganggu mentalnya, harus dibuktikan secara medis, bukan hanya pengakuan seseorang," katanya didampingi penasihat hukumnya, Hotman Paris, di kantor Direktorat Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Kepolisian RI , Jakarta, Jumat, 7 Juli 2017.

Baca: Kabareskrim: Hary Tanoe Bisa Jadi Tersangka, jika...

Menurut Hary, jika gara-gara pesan singkat, lalu bermasalah dengan hukum, semua orang bisa mengalami kasus yang sama dengan dirinya. Hary menegaskan dirinya bukan penguasa yang memiliki kapasitas dan bisa mengancam seseorang.

"Hanya menyampaikan bahwa salah satu tujuan saya masuk dunia politik antara lain untuk memberantas oknum-oknum yang semena-mena, transaksional, dan abuse of power," ujarnya.

Bos MNC Group tersebut menjelaskan, ungkapan seperti itu sudah sering ia sampaikan, baik di pusat maupun daerah. Selaku Ketua Umum Partai Perindo, Hary juga selalu menyampaikan visi-misi partai, yang di dalamnya memuat program memberantas tindakan semena-mena.

Hary tidak antusiasme ketika ditanya apakah kasus yang menjeratnya saat ini merupakan kriminalisasi. "Biar masyarakat saja yang menilai," ucapnya.

Menurut Hary, masyarakat bisa menilai mengingat dirinya selalu bekerja dengan baik dan mengorbankan kepentingan bisnis dalam membangun partai demi kesejahteraan masyarakat.

"Jadi berpikir positif saja agar proses hukum dijalankan secara profesional dan baik demi penegakan hukum," tuturnya.

Yulianto pertama kali mendapat pesan pendek dari orang tak dikenal pada 5 Januari 2016, sekitar pukul 16.30. Berikut ini isi pesan tersebut.

"Mas Yulianto, kita buktikan siapa yang salah dan siapa yang benar. Siapa yang profesional dan siapa yang preman. Anda harus ingat kekuasaan itu tidak akan langgeng. Saya masuk ke politik antara lain salah satu penyebabnya mau memberantas oknum-oknum penegak hukum yang semena-mena, yang transaksional, yang suka abuse of power. Catat kata-kata saya di sini, saya pasti jadi pimpinan negeri ini. Di situlah saatnya Indonesia dibersihkan."

Baca juga: Menyebut Hary Tanoe Tersangka, Jaksa Agung Dilaporkan ke Polisi

Pemanggilan terhadap Hary ke Kantor Dirtipidsiber Bareskrim Polri hari ini merupakan kali kedua. Sebelumnya, ia tidak bisa hadir karena ada urusan mendesak.

ALBERT ADIOS GINTINGS | ALI ANWAR

Berita terkait

Wamenparekraf, Angela Tanoesoedibjo, Bangga Bogor Street Festival Rangkum Kearifan Lokal

6 Februari 2023

Wamenparekraf, Angela Tanoesoedibjo, Bangga Bogor Street Festival Rangkum Kearifan Lokal

Angela Tanoesoedibjo menyatakan bangga terhadap gelaran festival budaya Bogor Street Festival yang merangkum kearifan lokal dalam acara Cap Go Meh.

Baca Selengkapnya

Ada Donald Trump Junior, MNC Center Kebon Sirih Dijaga Ketat

12 Agustus 2019

Ada Donald Trump Junior, MNC Center Kebon Sirih Dijaga Ketat

Kunjungan anak pertama Presiden Amerika Serikat Donald Trump ini berkaitan dengan undangan bos MNC Hary Tanoesoedibjo.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dikabarkan Melakukan Pertemuan Tertutup dengan Hary Tanoe

28 Juli 2018

Jokowi Dikabarkan Melakukan Pertemuan Tertutup dengan Hary Tanoe

Jokowi sudah lebih dulu menggelar pertemuan dengan ketua umum partai koalisi. Pertemuan berbalut jamuan makan malam itu dilakukan di Istana Bogor.

Baca Selengkapnya

Bakal Caleg Perindo Mulai Pesinetron hingga Anak Koruptor

17 Juli 2018

Bakal Caleg Perindo Mulai Pesinetron hingga Anak Koruptor

Selain Andi Arsyl, Perindo mendaftarkan Andi Tenri Natassa sebagai caleg. Tenri anak koruptor proyek pembangkit listrik di Papua, Dewie Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Diusulkan Cawapres Jokowi, Hary Tanoe: Jangan Terlihat Ambisius

31 Maret 2018

Diusulkan Cawapres Jokowi, Hary Tanoe: Jangan Terlihat Ambisius

Hary Tanoe berharap cawapres Jokowi yang dipilih bisa bekerja secara maksimal dan sepenuh hati.

Baca Selengkapnya

Periksa Hary Tanoe, Bawaslu Belum Simpulkan Kasus Iklan Perindo

20 Maret 2018

Periksa Hary Tanoe, Bawaslu Belum Simpulkan Kasus Iklan Perindo

Setelah memeriksa Ketua Perindo Hary Tanoe, Bawaslu belum bisa menyimpulkan ihwal kasus dugaan pelanggaran kampanye di luar jadwal.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Bawaslu Soal Iklan Perindo, Hary Tanoe: Sudah Saya Jelaskan

20 Maret 2018

Diperiksa Bawaslu Soal Iklan Perindo, Hary Tanoe: Sudah Saya Jelaskan

Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe enggan berkomentar banyak setelah diperiksa Bawaslu soal dugaan pelanggaran kampanye.

Baca Selengkapnya

Soal Iklan Perindo, Bawaslu Akan Minta Klarifikasi Hary Tanoe

13 Maret 2018

Soal Iklan Perindo, Bawaslu Akan Minta Klarifikasi Hary Tanoe

Bawaslu juga akan melakukan pemanggilan terhadap stasiun televisi dan KPI berkaitan dengan penayangan iklan Partai Perindo.

Baca Selengkapnya

Survei Instrat di Jawa Barat Soal Pilpres: Hary Tanoe Peringkat 3

8 Februari 2018

Survei Instrat di Jawa Barat Soal Pilpres: Hary Tanoe Peringkat 3

Survei Instrat di Jawa Barat menempatkan nama Hary Tanoe di posisi tiga setelah Jokowi dan Prabowo soal pilihan presiden.

Baca Selengkapnya

Hary Tanoe: Aplikasi Digital Berbasis Bisnis Kurangi Tenaga Kerja

1 November 2017

Hary Tanoe: Aplikasi Digital Berbasis Bisnis Kurangi Tenaga Kerja

CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo meminta pemerintah berhati-hati mengatur aplikasi digital berbasis bisnis karena bisa mengurangi tenaga kerja.

Baca Selengkapnya