Seorang warga mengambil air yang tertutup Llmbah busa di Kali Ancol, Jakarta, 16 Februari 2016. Limbah busa di Kali Ancol tersebut merupakan indikator pencemaran air. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menelusuri sejumlah sumber pencemaran di Kali Bekasi. "Hari ini, kami sidak (inspeksi mendadak)," kata Kepala Bidang Persampahan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup, Kota Bekasi, Kiswatiningsih, Selasa, 18 Juli 2017.
Sejumlah titik yang menjadi sasaran sidak antara lain di kawasan Kecamatan Bantargebang. Sebab, di sana terdapat sejumlah industri yang berdiri tak jauh dari aliran Kali Bekasi. "Nanti, kalau sudah ada hasilnya, diinformasikan," ujarnya.
Sidak menyusul perubahan warna air Kali Bekasi dari bening menjadi hijau kebiruan. Perubahan warna air tampak jelas di sekitar Perumahan Kemang Pratama, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi. Dampak dari perubahan itu diduga banyak ikan mati mengambang. "Kami masih melakukan investigasi," ucapnya.
Sekretaris Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi Muhammad Kurniawan mengatakan lembaganya meminta dinas terkait bersikap tegas mengenai pencemaran di Kali Bekasi. "Pencemaran sudah berulang kali terjadi," tuturnya.
Ia menuturkan Dinas Lingkungan Hidup bisa menuntut perusahaan yang melakukan pencemaran terhadap Kali Bekasi. Namun, kata dia, pemerintah juga harus mempunyai bukti cukup kuat berdasarkan hasil uji laboratorium. "Namun beberapa kali hasil uji laboratorium tidak pernah dipublikasikan, seharusnya ada publikasi," katanya.
Kurniawan berujar persoalan lingkungan hidup bukan hanya untuk hari ini, tapi juga menyangkut pelestarian lingkungan ke depan. Pihaknya juga mendorong pemerintah daerah meningkatkan grade laboratorium lingkungan hidup. "Setidaknya, laboratorium bisa menganalisis 32 partikel dalam air," ujarnya.
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Temukan Sungai Siak Tercemar Klorin dan Fosfat
4 Juli 2022
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Temukan Sungai Siak Tercemar Klorin dan Fosfat
Penelitian Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) menemukan fakta bahwa Sungai Siak di Riau tercemar bahan kimia klorin dan fosfat. Penelitian ini dilakukan ESN bersama dengan Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Riau dan Badan Teritori Telapak Riau pada 1 - 3 Juli 2022.