TEMPO.CO, Jakarta - Istana Laguna 52, tempat kos PSK Online Muryatiningsih yang tewas dibunuh pelanggannya, kini mendapat stigma negatif. Pengelola kos lima lantai itu mengatakan kos tersebut kini dianggap masyarakat sebagai tempat prostitusi.
“Ya, stigma negatif pasti. Tapi belum ada penghuni yang ngomong mau pindah tuh, malah mereka yang pengen menjaga agar kondisi kos baik-baik aja,” kata pengelola Kos Istana Laguna Eka Marente saat ditemui Tempo di kantornya di Jalan Sosial No. 41, Tanjung Duren, Jakarta Barat pada Sabtu, 23 September 2017.
Setelah peristiwa tewasnya Muryatiningsih atau Nana, kini pengelola Kos Istana Laguna akan membenahi keamanan dan pengamanan kos. Eka mengatakan pengelola akan menambah jumlah security di dalam gedung. “Selama ini ada security 24 jam dibagi 3 shift untuk jaga luar dan dalam , sekarang kita tambah security khusus pengamanan dalam gedung, jadi dia cek orang keluar masuk,” ujarnya.
Baca: PSK Online Tewas Dibunuh, Ini Kebiasaan Korban Setiap Pagi
Untuk mencegah kos Istana Laguna dijadikan tempat prostitusi, tamu yang masuk juga akan dimintai identitas dan harus mencatatkan kunjungan di buku tamu. Peraturan baru ini diterapkan untuk mengantisipasi jika terjadi peristiwa serupa di Kos Istana Laguna.
Beberapa stiker kuning bertuliskan “Tamu Harap Lapor 1X24 Jam” yang masih tampak baru juga terlihat ditempel di dalam gedung, pintu masuk dan gerbang gedung kos.
Sebelumnya, Murtiyaningsih ditemukan tak bernyawa di kamar kos nomor 309 lantai 3, Istana Laguna, Tanjung Duren, Jakarta Barat, pada Kamis petang sekitar pukul 16.00 WIB. Setelah diselidiki polisi, Murtiyaningsih ternyata adalah seorang PSK Online atau pekerja seks komersial berbasis online. Dia dibunuh oleh pelanggannya, Agustinus, 24 tahun, yang tak bisa membayar tarif yang ditetapkan Nana.
DEWI NURITA