TEMPO.CO, Jakarta - Kasus kebaktian Pulogebang terjadi pada Sabtu, 23 September 2017, sekitar pukul 17.00 WIB. Kala itu, empat wanita dan sekitar 20 anak-anak dari Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) Sidang Daniel menggelar ibadah bertajuk Sabtu Cerita dan sekolah Minggu di selasar lantai 3 Blok F Rumah Susun Pulogeebang, Jakarta Timur.
Inggrid Palandeng atau yang akrab disapa Inge menjadi tuan rumah ibadah ini. Tapi, belum sampai sepuluh menit ibadah berlangsung, tiba-tiba seorang laki-laki berkaus hitam datang dan berteriak memerintahkan jemaat untuk mengakhiri kegiatan mereka. “Dia ngamuk-ngamuk. Dia bawa gergaji besi dan kapak,” kata Inge kepada Tempo pada Ahad, 24 September 2017.
Dalam video yang diunggah akun Boy Loen, terdengar laki-laki yang kemudian diketahui bernama Nasoem Sulaiman alias Joker berteriak, “Di sini yang namanya rusun tidak ada yang dipakai buat kebaktian.” Dalam video itu pun, terdengar seorang wanita mengatakan kepada Joker bahwa mereka sudah meminta izin kepada ketua RT dan tetangga sekitar.
Tak peduli dengan protes jemaat, Joker terus melampiaskan kemarahannya. Terdengar seorang ibu menuturkan kepada Joker untuk menghentikan tindakannya karena banyak anak-anak di depannya. Anak-anak dalam kegiatan tersebut, menurut Inge, berusia kurang dari 12 tahun. “Anak saya malah baru berusia 2 tahun,” ujar Inge.
Anak-anak yang mengikuti kegiatan ibadah ini terdengar menangis. Beberapa laki-laki terlihat datang. Mereka tampak diam dan membiarkan lelaki berkaus hitam itu terus meneriaki para wanita di depannya. Pengurus RT, RW, dan pengelola Rusun Sederhana Sewa Pulogebang tersebut turun tangan untuk menghentikan aksi Nasoem.
Akun Facebook Boy Loen mengunggah video pembubaran kebaktian oleh Nasoem sekitar pukul 22.01 WIB. Video ini kemudian menjadi viral di dunia maya. Sampai Senin dinihari, 25 September 2017, video ini sudah dibagikan lebih dari 55 ribu kali dan dikomentari lebih dari 17 ribu warganet.
Sabtu malam, Nasoem dijemput polisi lalu dibawa ke Kepolisian Sektor Cakung, Jakarta Timur. Keluarga Inge mulanya meminta Joker diproses secara hukum dalam kasus kebaktian Pulogebang. Namun polisi menyarankan kejadian ini diselesaikan secara kekeluargaan.
Nasoem kemudian membuat pernyataan maaf tertulis karena membubarkan kebaktian Pulogebang malam itu. Persoalan itu pun dianggap selesai dengan mediasi di antara kedua pihak.
MUHAMMAD NAFI’