TEMPO.CO, Jakarta - Nasoem Sulaiman alias Joker meminta maaf secara tertulis kepada keluarga Inggrid Palandeng, tuan rumah kebaktian Pulogebang, Sabtu malam, 23 September 2017. Surat tersebut dibuat di kantor Kepolisian Sektor Cakung.
Pada Sabtu sore, 23 September 2017, Joker datang ke Blok F lantai 3 Rumah Susun Pulogebang. Ia berusaha ingin membubarkan ibadah jemaat Kerapatan Gereja Protestan Minahasa Sidang Daniel. Dalam video yang viral di media sosial, Joker terlihat marah sambil meneriaki para ibu dan anak-anak yang mengikuti ibadah. Joker juga terlihat membawa gergaji besi serta kapak.
Setelah selesai mengganggu kebaktian, warga beserta pengelola rumah susun membawa Joker ke Kepolisian Sektor Cakung. Pertemuan mediasi antara Joker, keluarga Inggrid, dan polisi akhirnya menyepakati tidak melanjutkan perkara ke ranah hukum. Joker pun meminta maaf secara tertulis kepada pihak Inggrid dan keluarga.
Lalu, apa isi surat permintaan maaf itu?
Dalam surat permintaan maaf tersebut, Joker mengaku telah melakukan tindakan yang meresahkan warga sekaligus keluarga Inge, panggilan akrab Inggrid, lantaran khilaf. “Saya khilaf karena kondisi baru pulang kerja,” kata Joker. “Dan saya tidak akan mengulang perbuatan seperti itu lagi.”
Bahkan Joker menyatakan bersedia diproses hukum jika melakukan tindakan serupa di kemudian hari.
Tak sampai 24 jam sejak surat permintaan maaf di kertas bermeterai itu diteken, Joker dihajar empat orang pria bertubuh tinggi dan besar di rumahnya di Blok F lantai 3 Rumah Susun Pulogebang. Para pelaku merangsek pada Ahad sore lalu. Joker pingsan akibat sejumlah pukulan, antara lain di pelipis serta hidungnya. Keempat orang tersebut, lantas digelandang ke kantor polisi karena mengeroyok perusuh kebaktian Pulogebang.
MUHAMMAD NAFI’