TEMPO.CO, Banyumas - Pemilik dan pengelola situs Nikahsirri.com, Aris Wahyudi pernah maju sebagai calon bupati dalam Pilkada Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah tahun 2008. Dia berpasangan dengan Asroru Maula, sebagai calon wakil bupati.
“Perolehan suara Aris dan Asroru justru berada di posisi paling bawah," kata Ketua KPU Banyumas, Unggul Warsiadi saat ditemui Tempo di ruang kerjanya, Selasa 26 September 2017.
Padahal pasangan Aris dan Asroru diusung PDIP yang memiliki kursi 19 di DPRD Banyumas. Partai berlambang banteng ini memang meraih 311.540 suara dan menjadi pemenang dalam pemilihan umum tahun 2004 di Kabupaten Banyumas.
Pada Pilkada Banyumas 2008, Aris Wahyudi dan Asroru Maula adalah pasangan nomor urut 4. Adapun pasangan calon 1 adalah Mardjoko-Achmad Husein yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa.
Pasangan calon 2, adalah Singgih Wiranto-Laily Sofiyah diusung Partai Gollar. Pasangan calon 3, Bambang Priyono-Tossy Aryanto diusung Partai Demokrat, PKS, dan PPP.
"Paslon 1 sampai 3 ada kaitannya dengan Banyumas yaitu mulai lahir di Banyumas sampai menjadi mantan sekda dan sekda," ujarnya.
Pada perolehan suara, pasangan Aris-Asroru berada di posisi no urut 4 hanya mendapat suara 96.493 atau 10.92% . Mereka kalah telak dengan pasangan Mardjoko-Achmad Husein yang mendapat suara 321.106 atau 36.34%.
"Meski diusung partai besar, Aris kalah telak,” ujarnya.
Dari data KPU Banyumas, Aris yang kelahiran Cilacap 12 Mei 1968 merupakan lulusan Essex University Inggris pada 1991. Pengalaman kerjanya antara lain menjadi PNS, peneliti teknologi, penulis media internet, sistem analis, konsultan manajemen, dan pengusaha.
Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Soedirman, Ahmad Sabiq mengatakan kekalahan Aris dikarenakan minimnya dukungan di kalangan publik dan internal partai.
Penetapan Aris sebagai calon yang diusung PDIP dilakukan pada hari terakhir pengumuman.
"Persoalannya yang direkomendasikan tidak sesuai yang dinginkan," ujarnya.
Pria yang juga sebagai Wakil Dekan 1 Fisipol Unsoed ini menerangkan paslon lain yang sebagian besar berasal dari birokrasi juga mempengaruhi elektabilitasnya saat itu.
Namun, Ahmad Sabiq menilai model kampanye yang dilakukan Aris tergolong unik dan menarik diantara calon yang lain.
"Dengan perolehan 10 persen saat itu sebagai pendatang baru cukup lumayan," ujarnya.
BETHRIQ KINDY ARRAZY