TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan penumpang kereta Commuter Line atau KRL terpaksa mencari angkutan alternatif menyusul insiden kereta anjlok di Stasiun Manggarai, Selasa, 3 Oktober 2017. Mereka berlompatan keluar dari kereta dan mencari angkutan pengganti.
Seperti yang dilakukan Indah, karyawati swasta. Ia memutuskan turun dari kereta relasi Bogor-Angke setelah KRL yang ditumpanginya tidak bergerak selama 30 menit. "Kan enggak tahu berapa lama kereta bisa berangkat lagi," kata perempuan 36 tahun itu di Stasiun Manggarai.
Indah keluar dari KRL setelah pintu dibuka secara manual. Ia terpaksa melompat karena tinggi gerbong dengan tanah sekitar 1,5 meter. Kakinya langsung berpijak di atas batu-batuan rel. Ia mengambil ponsel, lalu memotret suasana keriuhan penumpang yang juga berlompatan turun.
Indah naik kereta dari Stasiun Universitas Pancasila menuju ke kantornya di Muara Karang. Wanita berkerudung itu biasanya turun di Stasiun Duri. Namun, karena KRL anjlok di perlintasan Manggarai-Tanah Abang, Indah terpaksa menggunakan angkutan alternatif. "Mungkin saya pesan Grab," ujarnya.
Di Stasiun Manggarai, para penumpang terlihat berdesakan di pintu keluar. Bahkan beberapa ada yang melompati pagar stasiun karena tidak sabar berdesak-desakan. Tidak sedikit yang memilih berjalan kaki menyusuri rel.
Juru bicara PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Eva Chairunnisa, mengatakan KA 1507 relasi Bogor-Angke mengalami anjlok pada pukul 07.40 WIB. Eva menuturkan petugas gabungan PT KAI Daop 1 Jakarta serta PT KCI saat ini masih melakukan proses evakuasi KRL yang anjlok. “Kereta arah Manggarai menuju Sudirman maupun sebaliknya belum dapat beroperasi," ucap Eva. "Pengguna yang telah melakukan transaksi tiket, pembatalan perjalanan juga diperkenankan di loket stasiun terdekat."