TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Pelestarian Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), Yahya Andi Saputra, mengatakan masyarakat Betawi berbahagia, karena Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan delapan kesenian dan kearifan lokal asal Betawi sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional 2017.
"Harapan kami penetapan WBTB ini memberikan nilai positif bagi perkembangan Betawi di Jakarta," kata Yahya kepada Tempo, Jumat, 6 Oktober 2017. Delapan warisan budaya Betawi tersebut, ujar Yahya, adalah Batik Betawi, Topeng Tunggal, Rebana Biang, Hadrah, Silat Cingkrik, Dodol Betawi, Kebaya Kerancang, dan Penganten Sunat.
Penyerahan sertifikat atas penetapan WBTB Betawi tersebut, kata Yahya, berlangsung pada Rabu, 4 Oktober 2017 di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat. "Dengan ini ada tanggung jawab moral dari semua pihak untuk memunculkan kembali kesenian-kesenian tersebut ke kehidupan sekarang," kata Yahya.
Menurut alumnus jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, itu meski berlabel Warisan Budaya Tak Benda, pewarisan tersebut bukan semata-mata dari bentuk fisik warisan budaya, melainkan makna filosofisnya. "Misalnya, Dodol Betawi adalah makanan, tapi dodol adalah simbol kepaduan dan kegotongroyongan. Maknanya tersebut yang diangkat," ucap Yahya.
Sebenarnya, ujar yahya, pihaknya mengajukan 32 jenus warisan budaya Betawi. “Tapi panita meluluskan delapan," kata Yahya. Menurut Yahya, kandidat WBTB Betawi yang gagal disebabkan oleh dokumen dan sejarah yang kurang lengkap. "Syaratnya kan harus ada uraian sejarah, studi akademis, foto, dan video," ujar Yahya.
"Misalnya, ada video yang ngeblur, itu gagal dan harus dilengkapi. Atau ada kesenian yang enggak ada nama aslinya, itu gagal," kata Yahya. Meski begitu, pihaknya berencana mengajukan kandidat yang gagal tersebut untuk WBTB tahun depan.
"Nanti akan kami lengkapi, lalu diajukan kembali," ucap yahya. Dia juga berencana menambahkan sepuluh jenis warisan budaya Betawi lainnya untuk menjadi kandidat WBTB selanjutnya. "Rencananya Musik Santiong dan Tari Uncul," kaya Yahya.
ZARA AMELIA